Mohon tunggu...
Billy Latuputty
Billy Latuputty Mohon Tunggu... -

Pecinta buku & musik, Psikolog, Konsultan, dan Hobbyst Photographer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setan Jalanan

20 Oktober 2015   14:24 Diperbarui: 20 Oktober 2015   14:28 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menginjak rem itu perkara gampang, tetapi perjuangan utama kita adalah mengendalikan obsesi terhadap kecepatan.

Memutar stir itu mudah bagi anak ingusan, tetapi bersikap santun di jalanan menuntut kesabaran dan kebesaran jiwa.

Klakson dan lampu dim itu sejatinya adalah alat komunikasi, tetapi kadang beralih fungsi jadi alat intimidasi dan agresi.

Tuas lampu sen itu begitu dekat dengan jari, tapi banyak yang enggan menggapainya karena merasa berhak meluncur kemana saja tanpa isyarat.

Atas nama prioritas dan urusan pribadi, bahu jalan yang terlarangpun dianggap sah. Aturan tunduk layaknya budak pada sebuah kepentingan. Apa demikian nasibnya dengan nyawa manusia?

Ada ribuan nyawa yang dipertaruhkan dibalik sebuah aturan. Melanggarnya sama saja dengan merendahkan nilai nyawa yang dilindunginya.

Mungkin selain kaca spion dan kaca jendela, perlu dipasang cermin besar di dalam mobil supaya kita bisa berkaca dan mawas diri

 

Billy Latuputty

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun