Mohon tunggu...
Billy OctharioAlexander
Billy OctharioAlexander Mohon Tunggu... Atlet - Siswa lc

Siswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Transplantasi Organ Dapat Menyebabkan Kanker?

7 Oktober 2019   04:17 Diperbarui: 7 Oktober 2019   04:48 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai Transplatansi organ dapat menyebabkan kanker ?. Dalam kesempatan ini saya akan membahas organ, trasnplatansi, dan kanker.

Organ memliki fungsi yang sangat besar pada tubuh manusia. Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan yang mempunyai fungsi berbeda -- beda. Tubuh adalah gabungan antar organ. 

Organ dapat dibagi menjadi 2 yaitu organ dalam dan organ luar. Organ dalam adalah organ yang berada pada dalam tubuh manusia contoh : jantung, paru -- paru, ginjal, usus, lambung, hati, pankreas dan lain lain. Organ luar adalah organ yang berada pada luar tubuh manusia seperti hidung, mulut, mata, telingan dan masih banyak lagi. Setiap organ pada manusia memiliki fungsi yang berbeda -- beda. 

Masing -- masing organ pada manusia memliki ikatan satu sama lain. Jika salah satu organ tubuh pada manusia mengalami kerusakan maka organ tubuh yang lain akan terganggu. Jika organ itu mengalami kerusakan yang sangat parah maka perlu tindakan yang lebih lanjut. Tindakan yang sering dilakuka untuk mengatasi kerusakan itu adalah transplantasi organ.

Transplantasi organ adalah operasi untuk memindahkan antar organ yang sehat dengan organ yang rusak. Tujuan transplamtasi organ adalah menggantikan organ yang sudah rusak dengan organ yang sehat biasanya dapat menyelamatkan hidup orang yang menerima transplantasi organ tersebut. Organ yang dapat ditransplantasi adalah ginjal, paru -- paru, jantung, hati, pankreas, usus, dan masih banyak lagi. Ginjal merupakan transplantasi organ yang sering dilakukan pada saat ini sedangakan usus adalah organ yang paling sedikit ditansplantasi. Transplantasi organ memiliki syarat -- syarat yang berebda bergantung pada jenis organ yang ditransplantasikan. Untuk transplantasi organ biasanya dilakukan tes golongan darah dan ukuran organ agar sesuai dengan tubuh pasien. Transplantasi organ memiliki resiko yang sangat besar. Salah satu resikonya yaitu Kanker. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dalam tubuh. Penyebab kaker adalah perubahan abnormal atau mutase yang secara tiba tiba pada DNA. DNA adalah tempat penyimpanan informasi genetik. Jika gen mengalami perubahan abnormal, gen akan sulit untuk memberikan perintah ke sel sehingga sel tersebut akan mengalami kesalahan dalam mengatur fungsi hal inilah penyebab terjadinya kanker. Rata -- rata orang takut pada penyakit kanker karena kanker sering menyebabkan kematian. Kanker adalah penyebab kematian kedua terbanyak di dunia. Tetapi kanker dapat diatsi dengan cara melakukan pola hidup sehat dan menghindari rokok, olahraga secara rutin, dan makan -- makanan yang sehat dan masih banyak lagi. Anak -- anak yang menjalani transplantasi organ memiliki resiko yang sangat tinggi untuk pengembangan kanker. Studi Institut Kanker Nasional A.S. menemukan bahwa resiko kanker pada kalangan anak -- anak yang menerima transplantasi sebesar 19 kali ebih tinggi daripada populasi umum. Limfoma non-Hodgkin merupakan jenis kanker dengan resiko 200 kali lebih tinggi. Limfona non-Hodgkin pada anak -- anak dengan riwayat translpantasi organ yang menderita kanker adalah tujuh puluh satu persen.

"Itu telah terlihat dalam penelitian yang jauh lebih kecil, dan telah terlihat ketika para periset melihat keseluruhan populasi transplantasi. Tetapi kami terkejut dengan seberapa besar beban kanker pada populasi penerima transplantasi ini didominasi oleh limfoma non-Hodgkin -- 71 Persen benar-benar proporsi yang sangat tinggi, "ungkap Engels. Dia bekerja di divisi epidemiologi dan genetika kanker NCI. Dalam penelitiannya ia mengatakan bahwa meskipun resiko kanker meningkat, banyak anak yang menerima transplantasi organ tidak terkena kanker. Kanker berkembang karena dua faktor salah satunya yaitu obat penekan kekebalan yang diperlukan setelah transplantasi. Dan yang lainnya adalah virus Epstein-Barr. Obat yang dipakai setelah transplantasi adalah imunosupresan untuk membantu tubuh melakukan penyesuaian terhadap organ tubuh yang baru. Imunosupresan adalah obat yang berguna untuk menekan respon imun pecegah penolakan transplantasi. Virus Epstein-barr adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh pada penerima transplantasi organ. Virus Epstein-Barr juga dapat menyebabkan penyakit seperti : Lupus eristematosus sistematik, multiple sclerosis, rheumatoid arthristiks (rematik), arthritis idiopatik juvenill, penyakir radang usus (IBD), penyakit Celiac, Diabetes tipe 1. Menurut Dr. Eric Engels, virus Epstein-Barr menular dari organ tubuh baru kepada orang yang menerima organ tersebut. Virus tersebut juga dapat menular melalui air liur dengan seseorang yang memiliki virus tersebut. Dr. Daniel Weschler mengatakan bahwa Virus Epstein-Barr dapat menyebabkan mononucleosis, dan sekitar 70 sampai 80 persen populasi telah terpapar di beberapa titik. Hal ini juga terkait dengan limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin, dan tumor lainnya juga. Para peneliti mengungkap bawa anak -- anak mungkin memiliko pola resiko terkena kanker yang berbeda dengan orang dewasa setelah transplantasi organ. Linfoma Hodgkin meningkat Sembilan belas kali lipat ungkap peneliti tersebut setelah melakukan penemuan. Weschler mengatakan bahwa penelitian ini menimbulkan beberapa kekhawatiran tentang transplantasi. "kita masih perlu belajar lebih banyak tentang kekuatan perawatan, tapi juga potensi efek sampingnya,"kata kedua peneliti tersebut. Weschler juga mengatakan bahwa "Bidang imunoterapi masih dalam tahap awal."

Kanker tidak hanya berkaitan dengan virus dan obat imunosupresan saja ungkap Engels. Engels juga mengatakan bahwa "Sementara kanker menjadi perhatian, bagi anak-anak atau remaja yang membutuhkan organ, itu adalah operasi yang menyelamatkan nyawa. Ini telah merevolusi pengobatan orang-orang dengan penyakit organ berat. Orangtua seharusnya tidak mengambil bukti ini dan membiarkannya berhenti sejenak untuk melanjutkan Transplantasi jika anak mereka benar-benar membutuhkannya." Meskipun penerima transplantasi organ tubuh manusia memliki resiko yang tinggi terkena kanker. Resiko transplantasi lainnya juga harus diperhatikan seperti penolakan terhadah organ baru atau infeksi. Tacrolimus adalah infeksi yang memperparah gejala diabetes dan fungsi ginjal mejadi berjalan dengan tidak baik. Yang dapat menyebabkan penyempitan pada pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan menyebabkan tremor. "Transplantasi adalah terapi yang menyelamatkan nyawa dan merupakan salah satu keajaiban kedokteran modern. Kanker adalah salah satu komplikasi penting dari transplantasi, tapi itu bukan satu-satunya," ujar Engels. Transplantasi organ juga memiliki beberapa tujuan yaitu memulihkan fungsi dari organ tertentu, memulihkan sel tertentu yang mengalami kelainan atau bahkan kerusakan agar berfungsi normal kembali, memulihkan jaringan yang mengalami kelainan, menyebuhkan tubuh pasien dari penyakit yang diderita.

Jadi transplantasi organ bukan penyebab dari kanker, transplantasi organ memeliki resiko tinggi terkena kanker karena obat yang dikonsumsi seperti obat imunosupresan, imunosupresan adalah obat yang digunakan untuk penyesuaian terhadap organ baru yang memiliki efek samping yaitu menurunnya system kekebalan tubuh pada pasien. Sehingga sel kanker yang terdapat pada tubuh pasien semakin berkembang karena kekebalan tubuhnya sudah menurun. Penyebab kanker ada berbagai macam yaitu merokok, pola hidup yang tidak sehat, dan masih banyak lagi. Tetapi orang yang menerima transplantasi dapat mencegah dengan pola hidup yang sehat, tidak merokok, berat badan yang ideal.

Daftar pustaka :

Syafiyah, Avriel. 2017. news.gunadarma.ac.id. Pada tanggal 6 Oktober 2019 pukul 21.18

Samiadi, Lika Aprilia. hellosehat.com. Pada tanggal 6 Oktober 2019 pukul 21.20

Rampengan, Zefanya. 2011. voaindonesia.com. pada pukul 21.00

Aprilia, Dr. Fitrina. 2019. halodoc.com. Pada pukul 20.05

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun