4. mulanya, seorang pemuda bernama Sangguana (1950-an) terdampar di perairan Pulau Ndana dan dibawa oleh penduduk ke hadapan Raja di Istana. Ketika Sangguana tinggal di istana putri pun jatuh cinta kepadanya , suatu hari putri meminta Sangguana untuk membuat alat musik yang belum pernah ada sebelumnya, akhirnya Sangguana melihat mimpi dia memainkan alat musik yang indah lalu dia terinspirasi untuk membuat sasando
Refrensi: https://regional.kompas.com/read/2021/04/24/150500078/sasando-senandung-cinta-untuk-sang-putri-dari-pulau-rote?page=all
5.Sasando adalah alat musik tradisional khas dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Bentuknya menyerupai harpa, dengan dawai-dawai yang ditata melingkar di dalam sebuah tabung bambu. Ciri khas lainnya adalah sasando dilengkapi dengan wadah dari daun lontar yang membentuk kipas, menghasilkan resonansi suara yang merdu dan khas.
Suara sasando dikenal sangat harmonis, mampu menghasilkan nada-nada lembut yang menenangkan hati. Alat musik ini biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional atau upacara adat, tetapi keindahannya membuatnya juga cocok untuk berbagai genre musik modern.
Dengan sentuhan modernisasi, sasando dapat diperkenalkan kepada generasi muda dan dunia internasional sebagai warisan budaya yang unik. Mari lestarikan sasando, agar alat musik ini tetap hidup dan semakin dikenal sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H