Mohon tunggu...
Bill Wong
Bill Wong Mohon Tunggu... -

Penulis amatir yang ingin menulis sebanyak-banyaknya tentang Taneh Karo di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kuliner Tradisional Karo

2 Maret 2011   04:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:09 1456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cipera (blogspot.com)

Kuliner Tradisional Karo - Salah satu identitas Suku Karo yang belum hilang sampai saat ini dan memang tidak boleh hilang sampai kapanpun adalah bidang kuliner. Berbagai kuliner tradisional khas Karo masih tetap bisa kita temui diberbagai wilayah di Indonesia yang ditempati oleh orang Karo. Adapun kuliner yang tetap eksis sampai saat ini, diantaranya adalah: 1. Cipera Ciper merupakan masakan khas Karo yang terbuat dari potongan ayam kampung termasuk leher, sayap, kaki, hati,ampla dan dimasak dengan tepung jagung sampai empuk dan berkuah kental. Tepung jagungnya harus dari bulir tua jagung Medan, agar menghasilkan kuah yang kental.

[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Cipera (blogspot.com)"][/caption] Bulir jagungnya disangrai terlebih dulu, kemudian ditumbuk menjadi tepung. Tepung jagung inilah yang sebenarnya disebut cipera. Kuah kental ini bercitarasa pedas karena memakai cabe rawit, dan sedikit asam karena memakai asam tikala (dari buah honje/kecombrang). Supaya pedasnya lebih menggigit dan mencuatkan karakter yang berbeda, ada juga yang menambahkan tuba (andaliman, Shanghai peppercorn) sebagai bumbu. Selain ayam, juga dicampurkan jamur merang (atau jamur kuping dan jenis jamur lainnya) ke dalam kuah. Ayamnya dimasak hingga sangat lunak dan menyerap bumbu. 2. Tasak Telu Tasak Telu merupakan masakah khas Karo lainnya yang berarti "masak tiga" atau "tiga masakan" yang terdiri dari masakan ayam rebus yang dicampur dengan berbagai bumbu. Air rebusannya disisihkan dan disajikan sebagai kuah atau sup. Ayam rebusnya yang termasuk jeroannya dipotong-potong untuk disajikan. Bila dikehendaki, ayam rebus ini dapat dimasak lagi sebentar dengan darah ayam. Dalam bahasa setempat, darah disebut dengan istilah "getah" Bagian tulang-tulangnya dimasak lagi dengan sebagian kuah dan dicampur dengan cipera. Dengan tambahan bumbu-bumbu, campuran ini menjadi kuah kental yang gurih. Kuah kental ini – sebagai elemen kedua dari sajian ayam tasak telu – nanti diguyurkan pada ayam rebus ketika menyantapnya. Elemen ketiganya adalah cincang sayur. Berbagai sayur rebus – kacang panjang, batang pisang, jantung pisang, daun pepaya, daun singkong, tauge – diurap dengan parutan kelapa berbumbu. 3. Terites Terites merupakan salah satu makanan Khas Masyarakat karo yang paling unik, dimana makan ini terbuat dari berbagai jenis sayuran dan berisikan oleh jeroan atau bagian dalam Sapi, Kerbau, atau kambing. Bahan dasar dari makanan ini adalah rumput yang terdapat pada perut besar Sapi, Kerbau, atau Kambing.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Terites (blogspot.com)"]

Terites (blogspot.com)
Terites (blogspot.com)
[/caption] Rumput yang digunakan belum jadi kotoran karena rumput ini diambil bukan dari usus besar nya atau bagian sistem pencernaan. Rumput ini masih segar karena ketika kerbau atau sapi memakan rumput maka rumput yang baru di mamah di mulut akan ditelan dan dimasukan kedalam lumbung penyimpanan (perut besar) dimana kemudian akan di mamah kembali baru rumput tersebut akan di masukan kebagian pencernaan. Nah di kantung penyimpanan itulah rumput tersebut di ambil. Terites ini merupakan makanan khas yang biasanya dibuat atau di sajikan pada saat pesta besar seperti Merdang Merdem (Pesta Panen Tahunan). Yang tertulis disini hanya sebagian kecil dari kuliner tradisional Karo yang diketahui oleh penulis. Mudah-mudahan dilain kesempatan ditemukan lagi refrensi mengenai kulinener khas Karo agar kemudian dapat dituliskan kembali di blog sehat kompasiana ini. Salam Mejuah-Juah...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun