Mohon tunggu...
Bill Wong
Bill Wong Mohon Tunggu... -

Penulis amatir yang ingin menulis sebanyak-banyaknya tentang Taneh Karo di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Djaga Depari Komponis Nasional dari Tanah Karo

23 Februari 2011   02:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 3070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12984272311581611564

Djaga Depari adalah seorang Komponis asal Tanah Karo yang dilahirkan pada, 5 Januari 1922 di desa Seberaya, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Dia meninggal pada usia 41 tahun, tepatnya pada 15 Juli 1963. Djaga Depari ditasbihkan menjadi seorang Komponis Nasional berkat banyaknya tulisan-tulisan beliau yang tertuang dalam lagu yang bernafaskan perjuangan rakyat Karo untuk menenan pendudukan bangsa asing di Bumi Karo.

Foto Djaga Depari

Komponis Djaga Depari bukanlah seorang akademisi dibidang musik. Namun kepiawaiannya dalam menggesek dawai biola menjadikannya menjadi seorang perumus note-note lagu Karo yang memiliki kesenduan yang mengena ditelinga warga Karo. Terkadang lagu-lagu sendu yang biasa diciptakannya akan berubah warna menjadi lagu patriotisme. Disinilah kehebatan dan kipiawaian seorang Djaga Depari dalam mengolah karya seni yang luar biasa. Lihat saja misalnya pada lagu Erkata Bedil yang menggambarkan bagaimana semangat perjuangan yang di embankan kepada para pemuda Karo untuk ikut mengangkat senjata melawan kuasa-kuasa asing di tanah Karo walaupun pemuda tersebut sebenarnya dalam keadaan sedang dilanda asmara. Lagu Erkata Bedil adalah salah satu karya Djaga Depari yang kemudian menjadi lagu nasional Perjuangan rakyat RI. Dalam lagu lainnya yang berjudul Kemerdekaanta, seorang Djaga Depari berpesan kepada para pemuda-pemuda Karo agar tetap mengutamakan kemerdekaan bangsa dan rakyat Karo.  Hubungan hubungan romantis antara pemuda dan pemudi menjadi nomor dua dibawah kepentingan rakyat. Pada puncak kreativitas Djaga Depari, keberadaan ekonomi dan teknologi tidak mampu mengangkat beliau kejenjang selibriti.  Lagu lagunya tidak dapat diperdengarkan dengan mudah seperti dijaman ini. Lagu lagu itu hanya sering didengar dalam acara acara tahunan orang Karo didesa desa dinyanyikan oleh artis artis perkolong-kolong tanpa harus membayar royalti kepada Djaga Depari. Djaga Depari menghabiskan masa masa tuanya dikampung Seberaya dengan menuliskan banyak lagu lagu Karo yang sekarang ini dengan mudah kita peroleh dalam bentuk pita kaset atau dvd yang diperdagangkan secara komersil. Salah satu Lagu ciptaan Djaga Depari yang pernah populer secara Nasional di Indonesia pada tahun 2000-an adalah berjudul Piso Surit. Pisot Surit yang digambarkan dalam lagu tersebut merupakan bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Atas karya terbaik yang telah ditorehkan Djaga Depari, khususnya bagi bangsa Karo dan secara umum untuk bangsa Indonesia, maka untuk mengabadikan pengabdiannya, pemerintah propinsi Sumatera Utara mendirikan sebuah monument Djaga Depari dikota Medan. Penghargaan Yang Diperoleh Alm.Djaga Depari : 1. Piagam Anugerah Seni dari Presiden RI (2 Mei 1979) 2. Piagam Anugerah Seni dari Gubernur SuMut (13 Juli 1979) Refrensi: www.silima-merga.blogspot.com www.bramderisco.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun