biru lagi..
tak bisakah kulukiskan jutaan hal memesona?
selalu berjumpa dengan ketimpangan memenuhi rongga mataku
selalu kesakitan menemani udara ke paru paru, membuatnya begitu ngilu
mungkin terlalu terbiasa sampai tak lagi sepenuh sakit yang terbaca disini
walaupun kelabu yang penuh dalam sajak yang mulai bersiap siap mati
masih saja berharap tabir terang sedikit saja mengenal penghuni ruang abadi
atau apakah nanti keteguhan iman akan membunuh dan mengkhianati
masih. masih disini. lukisan emosi, tarian raya, penggal notasi simponi.
tapi sia sia meregang sunyi sebab hidupnya cuma sekali..
mendahuluiku yang beberapa detik lagi akan hakiki.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!