Mohon tunggu...
Billa Safira
Billa Safira Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

@billasafira_

Selanjutnya

Tutup

Film

Mengulas Isi Cerita Film "Dua Garis Biru"

12 Februari 2020   14:22 Diperbarui: 12 Februari 2020   14:22 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Dua garis biru adalah sebuah film yang menceritakan kisah cinta dua anak remaja, yaitu Dara dan Bima. Dara ini adalah seorang anak yang pintar dan dari keluarga yang berada. Berbeda dengan Bima yang cenderung pemalas dan dari keluarga yang cukup biasa saja.

Film ini membuat para penonton penasaran dengan kisahnya. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan dan dukungan orang tua.

Kisah percintaan mereka yang penuh dengan tawa dan kegembiraan tetapi berakhir dengan rasa kekhawatiran ketika Dara merasakan perubahan pada dirinya, lalu Dara meminta Bima untuk membelikan alat tes kehamilan. Setelah melakukan tes ternyata Dara positif hamil. Mengetahui hal tersebut, Bima dan Dara berniat untuk menggugurkan kangdungannya. Tapi niat itu tidak dilakukan. Setelah itu, pada saat olahraga Dara terkena bola, kemudian ia dibawa ke uks. Pihak sekolah memanggil orang tua Dara dan Bima. Pada saat itu suasana menegang. Setelah kedua orang tua mereka mengetahui bahwa Dara hamil. Mereka pun kecewa, sedih, dan terpukul, anak yang dibangga-banggakan tetnyata mengecewakan. Lalu orang tua Dara dan Bima untuk bertanggung jawab.

Dilihat dari tokoh yang diperankan, Angga sebagai Bima dan Zara sebagai Dara tidak patut dicontoh. Diusia mereka yang masih seorang pelajar tidak seharusnya melakukan hal yang tidak wajar.

Dari alur filmnya, pada saat Dara diketahui hamil diluar nikah, respon teman-teman sekolah mereka biasa saja. Seperti seolah-olah teman-temannya mendukung perbuatan yang telah dilakukan oleh Bima dan Dara. Seharusnya sikap teman-teman mereka menegur perbuatan mereka atau menasehatinya. Mendukung mereka memang baik, tetapi seharusnya ada sikap yang membuat mereka sadar akan perbuatan mereka yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun