Pilkada Jawa Timur 2024 menjadi salah satu sorotan publik akhir-akhir ini dengan hadirnya 3 tokoh perempuan hebat sebagai calon gubernur. Munculnya Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah menciptakan sejarah baru dalam dunia politik Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Fenomena ini tidak hanya menarik dalam sisi politik, tetapi juga menjadi cerminan pergeseran paradigma gender pada kepemimpinan.Â
Khofifah Indar Parawansa: Pertahanan dengan Pengalaman Nasional
Khofifah Indar Parawansa, kembali maju menjadi gubernur yang berpasangan dengan Emil Dardak. Dengan dukungan koalisi 14 partai besar, Khofifah memiliki modal yang kuat. Pengalamannya sebagai mantan Menteri Sosial dan aktivis Nadhlatul Ulama (NU) memberikan nilai tambah dalam mendekati berbagai lapisan masyarakat.Â
Tri Rismaharini: Inovator Perkotaan
Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya selama dua periode dan Menteri Sosial, dikenal dengan berbagai pestasi dan ketegasannya selama memipin kota terbesar kedua di Indonesia. Dukungan besar dari partai PDI Perjuangan dan Hanura memberikan landasan politik yang kuat.
Luluk Nur Hamidah: Wajah Baru dengan Basis Tradisional
Luluk Nur Hamidah, anggota DPR pada periode 2019-2024, menjadi kejutan dengan pencalonan dirinya yang didukung penuh oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski baru bergabung dalam kontestasi gubernur, beliau memiliki basis massa yang kuat, khususnya di pedesaan dan pesantren.Â
Dampak Terhadap Persepsi Kepemimpinan Perempuan
Kehadiran 3 calon gubernur perempuan, menjadi penanda pergeseran signifikan dalam persepsi masyarakat terhadap kepemimpinan perempuan. Surokim Abdussalam, pengamat politik Universitas Trunojoyo, menyatakan bahwa kepemimpinan perempuan di Jawa Timur sudah tidak lagi menjadi permasalahan. Faktor makro seperti keberhasilan pemimpin perempuan dalam menangani pandemi Covid-19, serta faktor mikro seperti empati dan kemampuan membersamai yang lebih kuat, telah membuka peluang bagi perempuan untuk mendapatkan pengakuan dalam kepemimpinan.
Adu Gagasan dan Program Unggulan
Dalam acara Adu Gagasan yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Airlangga, para calon gubernur memaparkan visi, misi, dan program unggulan mereka. Luluk Nur Hamidah menekankan pentingnya pembangunan inklusif dan merata di Jawa Timur, serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif golongan muda melalui program "Jatim Mabar".
Emil Dardak, mewakili Khofifah, menyampaikan program Millenium Job Centre yang bertujuan menjangkau kelompok milenial dan gen z, serta meningkatkan daya saing UMKM Jawa Timur. Sementara itu, Tri Rismaharini mengusung slogan "Resik" (Responsif, Efisien, dan Konsisten) sebagai landasan program kerjanya.Â
Tantangan dan Peluang
Meski demikian, tantangan masih tetap ada. Politik di Indonesia masih kental dengan budaya patriarki, di mana perempuan sering bekerja lebih keras untuk diakui kemampuannya. Stereotip gender, seperti anggapan kurang tegas atau terlalu emosional untuk memimpin, masih menjadi hambatan yang harus diatasi.
Namun, Pilkada Jawa Timur 2024 juga membuka peluang besar. Kehadiran 3 kandidat perempuan ini memperluas makna feminisme di Indonesia, membawa suara perempuan ke ruang publik, dan membuktikan bahwa kepemimpinan perempuan dapat menjadi kekuatan transformatif yang mengarah pada perubahan sosial yang lebih luas.Â
Kesimpulan
Pilkada Jawa Timur 2024 dengan 3 calon gubernur perempuan menjadi momentum penting dalam perkembangan demokrasi dan kesetaraan gender di Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mendobrak stereotip gender dalam politik, tetapi juga membuka diskusi lebih luas tentang kualitas kepemimpinan dan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Terlepas dari siapa yang akan terpilih, kontestasi ini telah memberikan contoh nyata bahwa perempuan mampu bersaing dan memimpin di tingkat tertinggi pemerintah daerah.Â