Mohon tunggu...
Nature Pilihan

Mengenal Biota Laut | Rumput Laut, Harapan Masa Depan Indonesia

30 November 2018   10:29 Diperbarui: 30 November 2018   10:45 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : piktochart.com

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia, kurang lebih dari 70% wilayahnya terdiri dari laut. Luas pantainya mencapai kurang lebih 81.000 km dan memiliki kekayaan sumber hayati yang sangat tinggi. Salah satu sumber daya komoditas unggulan laut adalah rumput laut. Rumput laut atau yang lebih dikenal dengan sebutan seaweed termasuk ke dalam jenis ganggang yang berukuran besar dan dapat dilihat dengan mata telanjang (macroalgae). 

Macroalgae merupakan tanaman tingkat rendah yang termasuk dalam divisi thallophyta. Seaweed tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Spermatophyta). Bagian-bagian tersebut pada rumput laut dinamakan holdfast (akar), stipe (batang), stipe (daun), dan keseluruhan bagian tubuhnya disebut thallus (Palallo, A. 2013).  Rumput laut terbagi dibedakan ke dalam empat macam kelas, yaitu alga hijau (Chlorophyceae), alga cokelat (Phaeophyceae), alga merah (Rhodophyceae), dan alga hijau biru (Myxophyceae).

Rumput laut bertahan hidup dengan mendapatkan nutrisi dari hasil proses fotosintesis dan langsung dari air laut. Akibat terjadinya peristiwa upwelling, kandungan nutrisi meimpah di perairan laut. Nutrisi tersebut diserap oleh rumput laut dengan memasuki jaringan-jaringan makanan dalam bentuk detritus atau bahan organik terlarut. 

Karena hal tersebut, pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti, pergerakan air, suhu, kadar garam, nitrat, fosfat serta sinar matahari (Atmadja, dkk. 1996). Rumput laut tumbuh hampir diseluruh daerah hidrosfer hingga batas kedalaman dimana masih terjangkau sinar matahari. 

Dikenal sebagai fitobenthos, rumput laut hidup dengan menancapkan atau melekatkan dirinya pada suatu substrat, diantaranya lumpur, pasir, karang, fragmen karang mati, batu, kayu dan benda keras lainnya. Ada pula yang menempel pada tumbuhan lain secara epifit.

Rumput laut dikenal memiliki tiga macam pola reproduksi, yaitu reproduksi secara generatif (seksual) dengan gamet, reproduksi secara vegetatif (aseksual) dengan spora, dan reproduksi secara fragmentasi dengan potongan thallus (stek). Pergiliran keturunan melalui reproduksi seksual dan aseksual merupakan pembiakan alami yang terjadi pada keseluruhan rumput laut, sedangkan pembiakan secara stek biasanya dilakukan bertujuan untuk usaha pembudidayaan rumput laut.

1. Reproduksi Seksual

Proses reproduksi secara seksual pada makroalga pada umumnya berlangsung secara anisogami dan oogami, yang biasanya dikenal dengan heterogami (Bold dan Wynne, 1985). Pembentukan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum) pada suatu proses perkawinan dibedakan menjadi dua macam yaitu, monoecious (sperma dan ovum berasal dari satu individu) dan dioecious (sperma dan ovum masing-masing berasal dari individu yang berbeda).

2. Reproduksi Aseksual

Pada makroalga, reproduksi aseksual dimulai dengan pembentukan suatu individu baru melalui perkembangan spora dan pembelahan sel. Pembiakan dengan spora berupa pembentukan gametofit dari tertaspora yang dihasilkan dari tetrasporofit, sedangkan pembiakan dengan pembelahan sel terjadi melalui kemampuan potongan thallus untuk berkembang meneruskan pertumbuhan (Aslan, 1998).

3. Reproduksi Fragmentasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun