Patung perempuan bergandengan tangannya, "Solidaritas", ada di Komnas
Dolorosa Sinaga adalah seorang pematung Indonesia yang lahir pada tanggal 31 Oktober 1952. Dalam karyanya, dia banyak menampilkan iman, krisis, solidaritas, mulkulturalisme, dan perjuangan wanita.Perempuan. Ia juga pernah menjabat sebagai dekan Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Sampai saat ini, ia masih berprofesi sebagai pengajar di tempat tersebut.Â
Dolorosa Sianga sering memahat, mengelas, mengecor, dan menuang logam saat membuat patung. Ini menunjukkan bahwa pematung bukan hanya pekerjaan pria. Selain itu, ia mengubah perspektif laki-laki yang melihat perempuan sebagai objek seksual yang indah dan sensual. Somalaing Art Studio, yang ia dirikan di dekat rumahnya di Pinang Ranti, Jakarta Timur, sejak tahun 1987, adalah milik Dolorosa.Â
Peran fungsi sosial seni dalam masyarakat memiliki peran yang kuat dalam membentuk karakter bangsa, melalui patung Soekarno Dolorosa Sinaga memaparkan legasi Soekarno dalam bentuk patung
- Pembebasan Irian barat lapangan banteng : kami bangsa Indonesia menolak penindasan dan imperialisme, kami akan menentukan nasib bangsa kami sendiri.
- Tugu selamat datang bundaran HI : selamat datang kami bangsa yang terbuka untuk melakukan komunikasi kepada siapapun untuk kemajuan bersama.
- Patung Dirgantara Tebet (pancoran) : Kami bangsa Indonesia dimasa lampau sebelum kemerdekaan pernah jaya di lautan dan menguasai lautan, sekarang kami memastikan dimasa depan menguasai udara
Dolorosa Sinaga mempunyai nilai-nilai dalam karya seni yaitu  9 Sila Seni, merupakan kerangka nilai yang mencerminkan hasil-hasil karya seninya. Sila seni yang ia maknai bukan hanya sekedar hasil karya yang kaku tetapi bisa ditafsirkan oleh beberapa aspekÂ
- Seni dimaknai medium komunikasi seperti bahasa, yang membawa ungkapan emosi pribadi kepada publik maupun pemaparan ideologi
- Seni sebagai alat pembelajaran pendidikan, fungsi edukatif lebih efektif dibading bidang-bidang lainnya, karena seni paling ampuh dalam pendidikan secara holistik memainkan semua indera (mata, telinga, cium, raba)
- Seni dimaknai awal peradaban yang mencerminkan kreativitas setiap individu
- Hasil fikiran memiliki nilai ekonomi, seni sebuah hasil fikiran manusia yang di aplikasikan ke suatu media, menjadikan karya yang memiliki nilai ekonomi
- Seni sebagai perlawanan, seni bukan hanya keindahan tapi sebuah segmentasi perlawanan seperti karya Dolorosa sebagian besar perlawanan, perjuangan, trageditragedi. Dolorosa juga membuat kelas seni di IKJ bernama Art Of Activism.
- Seni sebagai hiburan/entertain, sebuah aplikatif ekspresi yang menjadikan karya-karya untuk nilai hiburan/entertain
- Sebagai nilai penghormatan/respect, seni sebagai perwujudan ekspresi puja. Dolorosa hanya memilih 5 tokoh laki-laki untuk dijadikan seni patung yaitu Soekarno,
- Abdurrahman Wahid, Wiji Thukul, Dalai Lama, dan Multatuli (Eduard Douwes Dekker). Dolorosa hanya mengambil 5 tokoh laki-laki dari sekian banyak karya seninya karena untuk nilai penghormatan kepada tokoh tersebut.
- Relevansi serius dengan ilmu lain, Seni berhubungan dengan disiplin ilmu lainnyaÂ
- Sebagai sikap keberpihakan, ekspresi adalah hasil dari konstruksi pemikiran sendiri jika dijadikan sebuah karya seni, maka karya tersebut mewakili keberpihakan individu kepada perwujudan seni yang dibuatnya.
Jika negara Indonesia memiliki 5 sila sebagai falsafah negeri, Dolorosa Sinaga, seorang seniman memperkenalkan 9 Sila Seni sebagai bentuk perwujudan nilai-nilai serta interpretasi mendalam terhadap setiap karya seni. 9 Sila Seni ini tidak hanya menggambarkan perspektif Dolorosa terhadap seni sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, penghormatan, perlawanan, hiburan, hingga keberpihakan, yang menjadikan seni memiliki dimensi yang jauh lebih luas dan bermakna dalam kehidupan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H