Tanah Arab sebelum datangnya ajaran Nabi Muhammad hanyalah sebuah tanah tandus yang belum memiliki banyak peradaban, bahkan belum dikenal oleh dunia luar. Bukan tanpa alasan Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad sebagai manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah. Bisa dilihat ketika Nabi Muhammad memimpin bangsa Arab banyak perubahan yang diberikan bahkan sudah dikenal di dunia luar.
Akan tetapi disini tidak memakai sudut pandang bahwa Nabi Muhammad sebagai pawbawa risalah dari Allah ataupun Nabi terakhir menurut ummat Islam, bahwa Nabi Muhammad tak hanya beberapa sebagai utusan Allah tapi juga sebagai toko yang mampu memberikan perubahan yang besar pada Bangsa Arab.
Kondisi masyarakat Arab sebelum Nabi Muhammad memimpin bisa dikatakan sebagai masa jahiliyah. Kemerosotan moral yang sangat jauh dari nilai-nilai kebenaran, minuman keras, judi, cabul, seks bebas merupakan hal yang biasa. Bahkan pada saat itu anak bisa menikah ibunya, yang lebih parah anak perempuan dianggap sebagai aib bagi keluarga sehingga ketika lahir harus dikubur hidup-hidup. Mereka yang kaya pada saat itu bergemilang harta sedangkan yang miskin tak dapat berbuat banyak.
Ketika Nabi Muhammad datang membawa ajarannya maka semua kejahilan tersebut dihilangkan, karna tujuh utama Nabi Muhammad saat itu ialah memperbaiki moral Bangsa Arab yang sudah jauh dari nilai kebenaran. Nabi Muhammad memimpin dengan lembut akan tetapi ketegasannya juga tak bisa diremehkan.Â
Contohnya ketika Nabi melarang minum khamar maka Nabi tidak langsung melarang sepenuhnya akan tetapi secara perlahan dan sikap tegas Nabi tetap menghukum bagi para pemabuk. Nabi juga memberikan kontribusi besar dalam mengembalikan hak-hak kaum wanita yang pada saat itu kaum wanita tak dipandang sebagai manusia utuh. Penguburan bayi perempuan dilarang keras pada masa Nabi memimpin, dimasa jahiliyah wanita dijadikan warisan tetapi ketika ajaran Nabi datang justru wanita mendapatkan warisan, dalam hal rumah tangga kita dapat melihat Nabi Muhammad sebagai sosok yang paling setia kepada istrinya dan Nabi juga tak pernah sekalipun menyakiti perasaan istrinya apalagi memukulnya.
Cerita yang sangat populer adalah ketika Nabi Muhammad masih berusia 35 tahun beliau dapat menyatukan dua Kabila Arab yang dulunya tak pernah bersama hingga Nabi memberikan jalan keluar untuk menyatukan dua kabila tersebut.Â
Bahkan ketika masih berdagang Nabi sudah mendapatkan gelar Al-Amin oleh pemuka kaum Quraisy sebagai seorang yang sangat jujur. Beliau tidak pernah mengurangi saat menimbang, bahkan beliau terkadang menambahkan sedikit dari timbangan sebagai sedekah.
Sebagai seorang pemimpin Nabi juga sangat mengedepankan sikap toleransi tak hanya antar suku bahkan dalam hal kepercayaan Nabi sangat menjaga agar tidak terjadinya perselisihan. Piagam Madinah merupakan bukti bahwa Nabi sangat menjaga kerukunan antar kepercayaan yang mana inti dari Piagam Madinah tersebut adalah semua kalangan haruslah menjaga kebaikan dan mengikat kan dalam hal kejahatan, seluruh warga Madina memiliki tanggung jawab dalam mempertahankan kota Madinah dari serangan pihak luar yang terakhir Nabi menjamin seluruh keselamatan penduduk Madinah.
Saat kepimpinan beliau sangatlah menyenangkan, sangat lembut tetapi tidak lembek dan memiliki ketegasan yang tidak dapat diremehkan. Rasa empati beliau sangatlah tinggi tidak memandang ia seorang muslim ataupun non muslim ketiak beliau dapat membantu maka pasti beliau akan memberikan bantuan tersebut. Nabi Muhammad juga tidak marah ketika diberikan masukan atau kritik beliau sangatlah terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H