"Hei anak-anak, urang mangaji di dalam masojik kalian heboh juo di lua." Hardikku ke anak-anak remaja SMP yang sibuk berlarian di pekarangan masjid. Masjid kebanggaan  kami di Koto Baru Batuhampar, Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Masjid Jami Baiturrahman namanya. 4 tahun papaku Imam Ike Sentosa jadi garin dan guru ngaji di situ.
"Abang dulu jak kami lo nyo. Kami mengaji abang heboh di lua." Jawab salah seorang diantara mereka.
Darahku naik ke kepala. Ingin kutampar rasanya anak yang ngomong begitu. Setelah kudekati, ternyata Qori adik dari sahabatku Peong yang jadi juru bicara mereka.
Aku memalingkan muka dengan cepat, biar tidak ketauan wajah sangarku telah berubah menjadi senyuman malu. Qori tahu betul kenakalanku waktu SMP. Aku sering main di rumahnya, karena aku berteman baik dengan Peong abangnya.
___
"Hati-hati dengan tauladan...! Karena ia akan di copy paste sama adik-adikmu dan generasi muda sesudahmu." Nasehat papaku.
Ternyata itu jugalah mungkin yang membuat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sangat sulit diberantas di negara ini. Karna terus menerus dicontohkan dari generasi ke generasi.
Sampai sekarang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H