Mohon tunggu...
Muhammad Bilal Abiyoso
Muhammad Bilal Abiyoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Artikel dengan berbagai topik pembicaraan, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ribuan Langkah Menuju Keadilan

23 November 2024   10:37 Diperbarui: 26 November 2024   15:43 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah langit kelabu, ribuan langkah membentuk barisan berpadu. Pertemuan dari berbagai tempat berkumpul dalam secercah harapan yang senada. Sorakan riuh yang berasal dari hati bagai api yang tak kunjung padam. Meskipun cuaca kurang mendukung, bukanlah alasan berhenti menyuarakan keresahan yang menyelimuti.

Harapan besar terhadap pemerintahan baru agar lebih memperhatikan kesejahteraan buruh. Para buruh menyuarakan keluh kesah bahwa upah yang diterima tidak sebanding dengan gaya hidup yang terus meningkat. Ditambah lagi, munculnya peraturan yang terasa lebih menguntungkan pengusaha daripada pekerja. Aksi unjuk rasa menjadi jalan yang ditempuh untuk mendapatkan keadilan dan membuka mata pemerintah.

Rusdi (41), anggota partai buruh yang memiliki tiga anak yang masih sekolah. Biaya pendidikan, kebutuhan sehari-hari, dan biaya kesehatan semakin hari semakin meningkat. Untuk menutupi kekurangan, Pak Rusdi terpaksa meminjam uang dari berbagai sumber. Hutang pun menumpuk, dan bunga yang harus dibayar semakin mencekik leher. Setiap bulan, gaji yang diterimanya habis hanya untuk membayar cicilan hutang dan kebutuhan pokok, tanpa ada sisa untuk tabungan atau keperluan mendesak lainnya.

Dengan semangat yang membara, Pak Rusdi dan ribuan buruh lainnya berorasi di tengah hujan deras. Mereka mengibarkan bendera serikat dan membentangkan spanduk yang menyuarakan tuntutan mereka. Ini merupakan bentuk nyata dari demokrasi, dimana rakyat terpaksa menggantungkan harapan dan menyetujui ancaman mogok nasional bila pemerintah tidak memenuhi tuntutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun