Mohon tunggu...
Bilal AB
Bilal AB Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Love For All Hatred For None

Membenci itu seperti meminum racun dan berharap orang lain yang meninggal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perintah Tuhan yang Paling Sulit Diamalkan oleh Umat Beragama Saat Ini

1 Februari 2021   06:12 Diperbarui: 1 Februari 2021   06:40 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah sudah 95 Tahun  Nahdhotul Ulama (NU) membersamai dan memberi warna beragama yang moderat. Komitmen NU untuk menjaga keutuhan Indonesia sebagai bangsa yang plural secara suku, bahasa dan agama, sudah tidak diragukan lagi. Namun di sisi lain, Islam secara umum harus mengalami perjalanan sebagimana yang pernah dilalui oleh agama-agama sebelum Islam.

"orang-orang Yahudi akan terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan akan masuk surga dan yang masuk surga akan masuk neraka. Dan orang-orang Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan tujuh puluh satu golongan masuk neraka dan yang satu golongan masuk surga. Demi dzat yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sungguh umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang satu golongan masuk surga dan yang tujuh puluh dua akan masuk neraka." Lalu ditanya : "wahai Rasulullah, siapakah mereka (yang akan masuk surga) ?" beliau saw menjawab : "Al-Jama'ah" (HR. Ibnu Majah)

Hadits ini sangat ekstrim secara 'matan', bukan karena kedudukan hadits ini dianggap 'dhoif', bahkan hadits ini shohih, tetapi karena kata neraka yang ada di dalamnya. Neraka yang mana ?

Setiap umat beragama meyakini kehidupan sesudah mati, dan akhirat merupakan tempat untuk manusia menerima 'reward and punishment'. Surga atau neraka di akhirat itu merupakan kekuasaan Allah swt. Akan tetapi ketidaktaatan pada perintah Allah swt tentu ada konsekuensinya, disis lain, Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Surga atau neraka berpulang pada keridhoan Allah swt dan pilihan tindakan kita atas perintah-perintah-Nya.

Tetapi ada satu neraka yang Allah swt berikan sebagai peringatan di dunia ini jika umat beragama tidak mengindahkan perintah Allah swt perihal persatuan. Firmannya :

"Dan berpegangteguhlah kalian pada tali Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah atasmu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, lalu Dia menyatukan hatimu dengan kecintaan antara satu sama lain maka dengan nikmat-Nya itu kamu jadi bersaudara, dan kamu dahulu berada ditepi jurang api  lalu Dia menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. Ali-Imran : 103)

Bangsa arab terkenal sebagai bangsa dengan perang antar suku yang terus menerus. Sampai-sampai diantara nama-nama bulan dalam penanggalan arab, mengingatkan mereka agar tidak berperang di dalamnya. Diantaranya bulan Dzul Qaidah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab.

Diutusnya Nabi Muhammad saw menjadi harapan terciptanya kedamaian hidup baru bagi bangsa arab. Namun kedamaian secara sosial tetap belum dapat dirasakan oleh orang-orang yang mengimani beliau saw dimasa awal. Karena para pecinta perang itu belum seluruh menerima dakwah beliau saw sebagai pemersatu umat. Mereka merasa pendakwaan Muhammad bin Abdullah sebagai utusan Tuhan dapat menggusur dominasi pengaruh dan kekuasaan mereka. Sehingga akhirnya, nabi Muhammad saw pun terpaksa harus menghadapi penentangan, permusuhan hingga peperangan demi mempertahan diri.

Sebagaimana yang tersurat di dalam firman-Nya Allah swt diawal, orang-orang yang telah beriman kepada risalah kenabian Muhammad saw menikmati persatuan dan persaudaraan dalam iman. Nabi adalah tali pengingat mereka, para sahabat 'rodhiallahu anhum' melupakan permusuhan diantara mereka, bahkan siap mati demi membela satu sama lain. Karena mereka telah merasakan jurang api permusuhan, dan api peperangan serta saling membinasakan antara satu sama lain. Itulah neraka yang dirasakan dalam kehidupan dunia ini.

Setelah para nabi wafat, umat kembali pada kecenderungnya yaitu menuruti hawa nafsu. Khalifah Usman bin Affan ra. dan Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. Berjuang hingga nyawa menjadi taruhan demi menjaga persatuan umat. Tetapi sejarah kembali membuktikan bahwa kecendrungan pada perpecahan dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi, mengesampingkan firman Allah swt yang menjadi pedoman para nabi dalam mempersatukan umat dalam keimanan, ketaqwaan dan ketaatan.

Di masa ini, perpecahan, permusuhan dan peperangan antar kelompok menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindarkan kerena itu adalah buah dari pilihan umat beragama dimasa awal setelah kewafatan nabi dan sahabat-sahabat setianya. Apakah ini yang menyebabkan perpecahan dan peperangan diantara sesama muslim membawa pada neraka, nabi Muhammad saw bersabda :

"Jika dua orang muslim dan salah seorang dari keduanya menghunuskan pedang pada saudaranya, maka kedua nya berada ditepi neraka jahanam, apabila salah seorang membunuh temannya maka keduanya akan masuk ke neraka." (HR. Ibnu Majah)

Namun Allah swt Maha Pengasih dan Penyayang kepada manusia sebagai makhluk-Nya, dalam kondisi demikian, Dia tidak membiarkan umat ini tanpa siraman rohani sama sekali. Allah swt mengaruniakan makrifat dan kedekataan-Nya kepada hamba-hamba yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dan menjadikan mereka sebagai lentera-lentera yang menerangi dikegelapan bagi orang yang mau mendekat. Nabi Muhammad saw mengabarkan :

"Sesungguhnya Allah akan membangkitkan untuk umat ini setiap seratus tahun seseorang yang akan memperbaharui agamanya." (HR. Abu Daud)

Melalui tarbiyat para mujaddid, rohani umat kembali dihidupkan, kesadaran untuk beragama yang saling menolong satu dengan yang lain kembali hadir ditengah-tengah umat. Tetapi umat ini masih tetap dalam kondisi berkelompok-kelompok. Muncul semangat dan keinginan umat untuk bersatu, beberapa usaha dilakukan untuk bersatu kembali, tetapi selalu gagal. Pertanyaannya, kenapa...?

Wassalaamu 'ala man ittaba'a al-huda

                              

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun