Salah satu yang menjadi “kekhawatiran” seorang penulisan khususnya dalam rubric agama adalah lebel sok suci dari para pembaca.
Ketika ada komentar yang mengatakan bahwa “anda sok suci”, hal ini kadang membuat penulisan menjadi sedikit “down”.Dan kadang tidak sedikit pembaca yang melihat tulisan tersebut “memasang” target untuk dirinya…“ya yang sedang-sedang sajalah…”
Tetapi, apabila kita kembali merenungkan tujuan dari kita beragama, apakah “posisi biasa-biasa” saja yang menjadi tujuan. Saya yakin tidak ada satu pun agama “samawi” di dunia ini yang mengajarkan umatnya untuk menjalani hidup beragama dengan “santai” saja.
Budha mengajarkan umatnya untuk mengerjakan banyak dharma agar mencapai “nirwana”. Yesus mengajarkan : setiap kalian (umat nasrani) harus menanggung salib kalian masing-masing. Nabi Muhammad saw mengajarkan tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri cina.
Agama mengajarkan kita untuk mencapai kemulyaan derajat setinggi-tingginya di sisi Tuhan. Naik turunnya keimanan dan melihat lingkungan “orang-orang yang beragama” tidak memperlihatkan nilai keagamaannya, Semua itu merupakan “ujian” yang harus dilalui…
Wahai orang-orang yang merasa dirinya beragama, mari kita raih kesucian yang setinggi-tingginya…
Allah Ta’ala berfirman :
Qod aflaha man tadzakka…”sungguh berbahagia orang-orang yang mensucikan diri”
Love for all hatred for none
Muslim Ahmadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H