Uang sebanyak USD 100 juta lenyap setelah transfer dilakukan dari Bank di Swiss ke akun orang yang dipercayai dan dihormatinya di USA. Rencananya, sebelum diinvestasikan ke dalam project fusi untuk energi aternatif yang ditekuninya, uang tersebut perlu dilegitimasi oleh Gordon Gekko (Michael Douglas).
Jacob "Jake" Moore (Shia LaBeouf) sangat kecewa dengan sikap Gekko yang membawa lari uang itu. Akibat dari hilangnya uang yang sebenarnya diatas-namakan Winnie (Carey Mulligan), pacarnya, Jake diusir dari apartemen, dan mereka putus hubungan untuk sementara, meski Winnie sendiri sebenarnya tengah mengandung anak Jake.
Gordon Gekko adalah seorang bekas napi yang masuk penjara 23 tahun lalu karena terbukti menjadi insider trading dan securities fraud (penipuan surat berharga), ia dibebaskan 9 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Oktober, 2001.
Gekko terkesan berusia 50 tahunan dengan rambut yang hampir memutih seluruhnya. Saat berdiri sendirian menunggu di depan gerbang penjara, hanya memperlihatkan raut wajah kekecewaan ketika dia dibebaskan. Dia mengira bahwa Limo yang berhenti adalah untuk menjemputnya, ternyata untuk eks napi lain. Tidak ada anggota keluarganya yang perduli bahwa dia telah dibebaskan, apalagi datang untuk menjemputnya.
Wall Street: Money Never Sleeps adalah film yang mencakup adegan-adegan dari tujuh cabang gejolak emosi dengan enam diantaranya sebagai polemik antar individu yang menjadi pemicu pada perseteruan.
Film ini berjalan dengan menggugurkan satu per satu cabang gejolak emosi, dengan perseteruan yang hampir tidak menimbulkan ketegangan, dan bahkan tidak membawa emosi penonton sebagaimana biasanya dalam film-film Amerika. Padahal secara awam, gambaran persoalan yang dihadapi tokoh-tokoh dalam film itu, sangat menyentuh dasar ketahanan psikologis manusia normal.
Cabang pertama yang digugurkan adalah berkaitan dengan kematian Louis Zabel (Frank Langella).
Zabel yang menjadi mentor Jake adalah Direktur Utama dari perusahaan Keller Zabel Investments (versi fiksi film dari Bear Stearns) salah satu bank investasi termuka Wall Street. Dalam satu kesempatan, sebelum kematiannya, Zabel memberikan Jake bonus senilai 1.45 juta dollar atas prestasinya. Dengan uang senilai itu, Jake tidak memperlihatkan efek psikologis normalnya manusia. Meski kemudian dia membeli sebuah Cincin mahal, melamar kekasihnya, dan menginvestasikan sebagian uangnya, sebagaimana saran mentornya.
Di ujung kejatuhan nilai saham Keller Zabel Investments, Zabel gagal mendapatkan bank bailout karena usaha pencegahan Bretton James (Josh Brolin), CEO dari Churchill Schwartz (versi fiksi film dari of JPMorgan Chase and Goldman Sachs). Bretton berkeras dan bersikap sama sebagaimana sikap Zabel yang menolak bailout terhadap perusahaannya delapan tahun lalu, ketika saham perusahaan mereka sedang jatuh. Pada akhir dari pertemuan mereka yang ditengahi oleh Sekretaris dan Pimpinan Lembaga Keuangan Utama dari US Treasury, dengan tawar-menawar yang menyakitkan, Zabel akhirnya melepas saham perusahaannya kepada Bretton dengan harga 3 dollar per saham dari harga 79 dollar pada penjualan tiga minggu sebelumnya.
Zabel bunuh diri, sangat erat kaitannya dengan kebangkrutan Keller Zabel Investments. Sekali lagi, film ini tidak maksimum memperlihatkan efek psikologis yang dialami tokoh Zabel, padahal tekanan ini tentu sangat menyentuh dasar ketahanan mental manusia normal. Tindakan Zabel dapat ditebak, dan tidak memberikan efek kejutan atau ketragisan bagi penonton. Akhirnya, kepedihan yang dirasakan Jake atas kematian tragis Zabel, tidak cukup mampu menggerakkan empathy penonton untuk dapat merasakan kepedihannya. Kesan datar ini bisa jadi, karena film ini tidak cukup mampu menggambarkan bagaimana proses pembinaan dan keterikatan emosi antara mentor dan apprentisnya.
Cabang kedua dan ketiga yang digugurkan adalah kejatuhan Bretton.
Tujuh tahun setelah dibebaskan, Gekko menjadi penulis dan dosen yang mempromosikan buku terbarunya “Is Greed Good?”.