Padat dan menunggu sambil duduk dalam urutan antrian yang panjang. Begitu yang terjadi pada hari libur kemarin siang Selasa, 16 Maret 2010 di Restoran Bandar Djakarta, Ancol.
Meskipun warga Jakarta, kami, sudah hampir tiga tahun tidak pernah berwisata ke Pantai Ancol.
Begitu tiba pada siang hari, yang pertama terpikir adalah makan.
Kebetulan yang terlihat langsung saat itu adalah Bandar Djakarta, karena itu saya dan enam anggota keluarga segera bergerak ke restoran ikan laut itu.
Tanpa menyadari sistem yang ada, saya langsung menuju ke tempat pemilihan ikan. Mengambil keranjang dan mulai memilih ikan yang diinginkan. Sambil melihat-lihat tumpukan ikan dalam boks pendingin beberapa kali saya meminta kepada pelayan disitu untuk memasukkan ikan yang saya pilih ke dalam ke ranjang saya. Pelayan itu seperti tidak mengacuhkan saya, dan hanya fokus pada pengunjung lain yang sejak tadi dilayaninya. Setelah beberapa kali saya memanggilnya, dia kemudian menjawab:
"Bapak sudah punya kartu?"
"Kartu apa?" jawab saya agak bingung, ("emangnya harus jadi member dulu?"Â begitu yang terlintas dalam pikiran saya )
"Bapak perlu mendapatkan kartu antrian dulu di registrasi pak, tujuannya untuk memastikan bapak mendapat meja terlebih dahulu. Siang ini pengujung padat, tanpa kartu bapak tidak dilayani di bagian pemilihan menu pak"Â begitu tegur pengawas pelayan yang tiba-tiba mendekati saya.
"Oh, maaf saya tidak menyadari kalau ada sistem dan antrian"
"Silahkan ke bagian registrasi dulu pak"
Saya kemudian mengembalikan keranjang yang saya tenteng, dan segera berpindah ke ruang registrasi. Benar, disitu sudah banyak orang yang mengantri. Tidak tanggung-tanggung sebagian yang mengantri adalah rombongan-rombongan, bahkan ada yang melebihi 30 orang per rombongan.