Akibat tabrakan itu, tubuhnya tampak oleng, disaat yang sama tangan kirinya bergerak cepat meraih benda persegi dari saku kiri dalam jas Brata. Tanpa sempat disadari siapapun, ia menjatuhkan benda itu tepat di atas sepatu kanannya. Gerakan tangannya tergolong cepat dan oleng tubuhnya terlihat natural. Sesaat pemuda itu masih tetap terlihat oleng ketika melangkahkan kaki kanannya. Dengan gerakan itu ia sekaligus mendorong benda yang ada di atas sepatunya meluncur di atas lantai marmer ke arah rekannya yang tepat berada beberapa meter di depannya. Hanya dalam hitungan detik pula, diluar perkiraan semua orang, rekannya menjatuhkan brosur produk yang digenggamnya tepat di atas benda itu, ia lalu memungut dan menyimpan benda itu di saku celananya.
Tabrakan tiba-tiba itu membuat Brata terkejut, ia mencoba menghindar namun sia-sia. Jaraknya begitu dekat dengan pemuda itu. Ditengah pusat perhatian pengunjung sekitarnya, ketika pemuda itu terlihat oleng, Brata tampak sibuk mengebas-ngebaskan tangan di kemeja dan jasnya. Wajahnya memerah dan basah terkena percikan minuman. Ia nampak geram melihat kemeja putih dan jas kremnya yang basah dan bernoda merah oleh tumpahan red wine dari gelas pemuda itu. Di saat yang sama, hanya dalam hitungan detik, sebagian pengawal pribadinya bergerak cepat membentuk formasi melindunginya dan sebagian lagi terlihat mencoba mendorong pemuda itu...
"Wah... maaf pak...!" ucap pemuda itu dengan sikap merasa bersalah, sementara pengawal pribadi Brata terus berusaha mendorongnya... "..ada yang bisa saya lakukan pak..?" ucapnya lagi sambil mencoba membantu mengelap kemeja Brata..
"Jangan sentuh..., kamu pergi saja sebelum saya berubah pikiran..." Brata berkata datar dengan menatap tajam sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, lalu melapkannya di kedua bahu pemuda itu. Pengawalnya lantas mengiring pemuda itu ke pintu lobi Hall Convention Center lalu mendorongnya jauh-jauh keluar. Sementara itu, tanpa menimbulkan tanda-tanda yang mencurigakan rekannya terus mengikuti dan membayangi dari sisi kiri gerak rombongan pengawal itu. Setelah mengamati situasi aman ia lalu mendekati rekannya.
"Boleh juga gerakanmu tadi...." puji anak muda yang mendekati sambil menepuk bahu rekannya..
"Ah itu hanya salah satu jurus dari Drunken Master yang aku improvisasi sedikit...." balasnya sambil tersenyum lebar.."apa yang kita dapat?"
"BlackBerry Brain Master...."
"Sudah disterilkan..?"
"Cell phone ini memiliki tiga security block, yang dua ada dalam jangkauan teknologi markas utama kita dan telah mereka sterilkan, yang terakhir belum terpecahkan..."
"Artinya ia masih tetap dapat terlacak..., hem.. kita tidak mungkin terus membawanya"