[caption id="attachment_84975" align="alignleft" width="400" caption="Gambar dari MetroTV"][/caption]
Ricuh di akhir sidang Paripurna kemarin (2 Maret 2010) menambah panjang daftar gelut DPR.
Pada tanggal 16 Maret 2005, dalam rapat paripurna DPR RI yang membahas kenaikan harga BBM akhirnya ricuh, mengalami kekacauan dan terjadi aksi saling dorong sehingga suasana tidak bisa dikendalikan. Rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPR Agung Laksono, nyaris menjadi arena adu jotos. Saling tarik-menarik tangan anggota DPR juga mewarnai suasana kericuhan. Dua anggota DPR, terjatuh, ketika terjadi kericuhan di depan pimpinan sidang. Gatra.Com - Anggota DPR Nyaris Adu Jotos.
Empat tahun kemudian di gedung yang sama, dua angota DPR yang terhormat berhadap-hadapan saling berteriak dan hampir terjadi insiden adu jotos dalam rapat kerja Komisi I DPR dengan Menteri Pertahanan (Menhan) yang membahas RUU Rahasia Negara di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, 16 September 2009.
Beberapa bulan kemudian dari insiden terakhir ini, masih di gedung yang sama, pada Rabu, 06 Januari 2010 dalam Rapat Panitia Angket kasus Bank Century yang memeriksa Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Maman H. Soemantri dan Maulana Ibrahim serta Mantan Direktur Pengawasan Bank I Bank Indonesia, Rusli Simanjuntak, terjadi insiden adu mulut antara pimpinan Panitia Angket, Gayus Lumbuun, dan anggota Panitia Angket, Ruhut Sitompul.
Petikan berita di atas merupakan beberapa contoh insiden sebagai akibat luapan emosi dari sebagian orang yang tidak dapat dibendung lagi.
Tidak banyak orang atau kelompok orang atau bahkan mungkin bangsa yang mampu menahan emosi saat berada dalam situasi di bawah tekanan dominasi pihak lain.
Tekanan dominasi seseorang sebenarnya bertujuan memenangkan persengketaan menurut arah pemikirannya sendiri dan yang dianggapnya paling benar, atas dasar argumentasi yang menurutnya paling kuat. Dengan anggapan itu seseorang atau kelompok yang mendominasi akan mempersempit ruang diplomasi ataupun negosiasi dengan pihak yang berhadapan.
Jika sikap dominasi ini semakin nampak terang-terangan, atau semakin meninggalkan ruang diplomasi dan negoisiasi, maka pihak yang berhadapan akan merasa berada pada posisi yang terdesak dengan argumentasi yang melemah, yang belum tentu karena isinya tetapi lebih karena tekanan.
Dalam situasi ini bisa terjadi beberapa kemungkinan dengan tahapan sebagai berikut:
- Bisa terjadi kedua belah pihak akan diam untuk masa tenang
- Atau salah satu langsung diam dan mundur
- Seringkali pihak yang terdesak menaikkan tingkat dominasinya, ini adalah awal emosi mulai naik kepermukaan
- Jika demikian, adu argumentasi dengan tingkat dominasi serta iklim emosi tinggi, kedua-duanya saling berbicara tetapi tidak saling mendengarkan
- Selanjutnya kemungkinan besar yang terjadi adalah kontak fisik untuk memaksa pihak yang berhadapan mendengarkan
- Jika kontak fisik terjadi maka dapat menimbulkan kebuntuan solusi jika tidak ada pihak ketiga yang menengahi
Berikut saran untuk mengatasi suasana emosi dalam sidang paripurna DPR:
- Persiapkan dengan baik perlengkapan IT, materi sidang, ring tinju dan sarung tinju ukuran XL
- Selalu mengawasi peserta sidang yang jelas-jelas bermaksud mericuhkan suasana sidang atau ingin tampil di atas cat walk
- Tentukan pimpinan sidang yang siap memimpin kericuhan
- Tetapkan penggunaan waktu yang seefektif mungkin dalam menyampaikan argumentasi, pinggirkan anggota yang bermaksud berlama-lama bicara atau disorot kamera
- Redam keinginan anggota yang bermaksud mencari perhatian umum atau pers
- Mengingatkan anggota agar tidak bersikap sok jadi selebritis
- Mengingatkan anggota agar intonasi suara biasa-biasa saja, jangan dibuat-buat seperti lagi casting
- Usahakan tidak menunjuk atau mengepalkan tangan, atau bergaya preman, khususnya kepada pihak pelobi, ini dapat merendahkan martabatnya
- Jangan memaki-maki atau menyebut-nyebut nama binatang dalam ruang sidang, ini bukan pelajaran biologi
- Dalam situasi gaduh, saat botol aqua berterbangan, berjongkoklah di bawah meja, safety first, dalam suasana dablek begitu jangan pula kehilangan otak, kasihan rakyatnya
- Jika terjadi perdebatan yang semakin sengit, pastikan memihak kepada yang bakal berkuasa, ini demi masa depan partai dan pribadi
- Jika sidang ditunda, cari siapa pelobinya, jangan berdiri jauh-jauh dari dia
- Jika dilobi, jangan sok jual mahal, kesempatan cuman datang satu kali
- Akhiri sidang dengan keyakinan, kursi aman, kantong aman, rekening aman, KPK aman
Semoga dengan tips sederhana ini, insiden sesama rekan atau pihak yang berhadapan dapat dihindari, dengan demikian kehidupan sosial pun dapat dipertahankan dan menjadi lebih baik dampaknya ke masyarakat luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI