Saat anda membaca tulisan ini, di satu tempat di belahan bumi kita, mungkin beberapa saat yang lalu, atau sedang atau akan terjadi ledakan bom dahsyat mengorbankan puluhan bahkan mungkin ratusan nyawa manusia yang sebenarnya mereka tidak menyadari apa yang tengah terjadi.
Karena dendam terjadi perang, manusia saling membunuh demi harga diri yang dijunjung. Karena ego terjadi perang, manusia saling membunuh demi maksud kemanusiaan dalam pengertiannya.
Bumi adalah tempat terbaik yang diberikan kepada manusia sebagai tempat tinggal dengan segala kelengkapan akomodasinya yang telah disediakan menurut sistem dan proses penciptaan yang kompleks. Matahari, Bulan, dan Bintang-bintang diciptakan menjadikan bumi tidak sendirian di semesta ini. Sungai, Danau, Laut, hutan dan segala kehidupan didalamnya diciptakan untuk makanan manusia agar manusia dapat hidup, bertahan dan bertambah banyak, supaya kemudian dalam perkembangan peradabannya manusia hidup menjadi lebih baik, saling membantu ketika dalam kesulitan, dan saling membagi ketika dalam kebahagiaan.
Manusia generasi sekarang menyadari kekompleksan sistem dan proses penciptaan itu sehinga dengan teknologi yang ada sekarangpun tidak akan mampu untuk mensimulasikannya.
Jika manusia dapat hidup dengan damai di atas bumi yang indah, hujan dan panas hadir menurut musim yang teratur, menjadikan hutan hijau tetap terjaga, padang pasir yang ada tetap pada tempatnya. Sungai terus mengalirkan air tanpa henti. Hewan yang hidup di udara, darat dan laut tetap tersedia bagi kebutuhan manusia. Dalam arti sebenarnya manusia hidup, bekerja dan memperoleh makanan dan kesejahteraannya dalam kedamaian, itulah kenyataan yang masih terjadi saat ini, dimana kita semua merasa berarti di mata Tuhan.
The Book of Eli adalah film yang memperlihatkan di satu titik di mana manusia merasa hidup sendirian, dan itu adalah oleh karena sikap ego manusia sendiri. Perang dahsyat dengan teknologi tinggi yang terjadi telah merusak sistem ozon bumi, menyebabkan sinar matahari dapat masuk langsung menuju bumi tanpa filtrasi. Hal ini mengakibatkan sistem dan proses penciptaan di muka bumi ini rusak, dan menuju pada kehancuran.
Kelangkaan hewan membuat daging kucing menjadi makanan yang lezat. Yang terburuk diceritakan adalah sekelompok manusia melakukan kanibalisme demi kelangsungan hidupnya. Peradaban menuju kepunahan di atas bumi yang gersang, air yang langka dan mahal. Sebagian besar bukti dan dokumentasi kehidupan sebelumnya telah dimusnahkan, ini menyebabkan generasi termuda yang terlahir ketika bumi sedang menuju kehancuran telah menerima kehidupan itu sebagai peradaban baru. Inti dari semua itu adalah manusia tidak mengenal lagi kehidupan mapan yang pernah ada dan Penciptanya, ini adalah di titik mana manusia seperti tidak berarti lagi di mata Tuhan.
Adalah Denzel Washington yang berperan sebagai Eli yang masih memiliki satu-satunya Bible yang tersisa yang diyakini dapat mengembalikan peradaban manusia ke titik pengenalan akan Penciptanya. Dalam petualangannya Eli yang buta dan memiliki kemampuan ilmu bela diri yang mapan menetapkan perjalanannya ke arah barat untuk mengantarkan buku tersebut ke penerima yang tepat. Bible itulah yang diperebutkan oleh seorang pemimpin kelompok masyarakat bernama Carnegie yang diperankan oleh Gary Oldman. Carnegie yang memiliki cadangan air dan tengah membangun kota dan masyarakat menyakini dengan memiliki Bible ini ia akan mampu mengendalikan kelompok masyarakat yang dipimpinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H