Mohon tunggu...
Bijogneo Bijogneo
Bijogneo Bijogneo Mohon Tunggu... profesional -

Menulis, membaca, mengomentari, dikomentari, ok-ok saja. http://bijogneo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kafilah Menggonggong, Anjing Tetap Berlalu

8 Februari 2011   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12971308521261826243

[caption id="attachment_89017" align="alignleft" width="396" caption="Foto: Inmagine"][/caption]

Susunan kata yang benar dalam peribahasa yang dikenal adalah "Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu". Pembaca tentu sudah sering mendengar, dan pastinya mengerti benar arti peribahasa ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kafilah berarti "rombongan berkendaraan (unta) di padang pasir".  Dari KBBI juga, kata "Anjing" bermakna -  binatang menyusui yang biasa dipelihara untuk menjaga rumah, berburu, dsb; nama latinnya Canis familiaris. Salah satu peribahasa yang menggunakan kata "Anjing" juga adalah "Anjing ditepuk menjungkit ekor", sebuah peribahasa yang berarti orang hina (bodoh, miskin, dsb) kalau mendapat kebesaran menjadi sombong. Penempatan kata sangat menentukan arti dari suatu kalimat. Susunan kata yang dirubah sebagaimana dalam judul di atas, menimbulkan makna yang berbeda dari peribahasa yang seharusnya. Maknanya tergantung dari interpretasi orang yang membacanya. Dalam terjemahan bebas bisa saya interpretasikan sebagai, "sekelompok orang berkonspirasi untuk mengintimidasi seseorang atau kelompok yang lebih kecil yang dianggapnya tidak sekelas dan perlu dikucilkan, namun si orang atau kelompok kecil itu tetap eksis karena intimidasi itu tidak cukup mampu menghentikan aktivitasnya". Lalu bagaimana bila kata-kata itu diacak ulang dan terbentuk kalimat seperti berikut, "Kafilah tetap anjing, menggonggong  berlalu". Susunan kata-kata itu menjadi kalimat yang bila diinterpretasikan secara bebas dapat memberikan pesan dan makna yang sangat keras. Jika saya bantu menginterpretasi secara bebas bisa seperti berikut, "Dasar tetap saja dia itu "....." bisanya cuman mengintimidasi tapi tidak berani berhadapan". Namun sekali lagi interpretasi itu tentu sangat tergantung bagaimana "mood" anda saat ini. Masih penasaran soal acak mengacak, kita coba sekali lagi, maka terbentuklah kalimat berikut, "Anjing, kafilah menggonggong tetap berlalu". Interpretasi pada kalimat ini tentu menjadi lebih sederhana. Nah, tanpa perlu menginterpretasikan lebih lanjut anda tentu sudah mengerti makna kalimat hasil acakan di atas. Untuk teman-teman yang tinggal di Bandung menggunakan kata "Anjing" dalam bahasa pergaulannya justru menunjukkan kedekatan dalam pertemanannya seperti "Tah sakitu heula ANJING engke lamun aya waktu dilanjutkeun GOBLOG". Artinya : Nih segitu dulu, nanti kalo ada waktu dilanjutkan. Baca juga disini. Baca juga:  Bijogneo Ekonomi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun