Dari sekian banyak alasan, kenapa kita harus selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu Wataala. Cukuplah kiranya 2 hal berikut yang menjadi penguat :
Pertama, karena kita tercipta sebagai seorang manusia. Dalam ketiadaan pilihan ini, ternyata Allah menghendaki kita menjadi sebaik- baik makhluk. Padahal dalam kuasa-Nya, kita bisa saja tertaqdir sebagai yang lain, apakah menjadi seekor primata, sepelepah daun, ataukah sebongkah batu. Pada saat itu, yang nampak hanyalah kepasrahan dan ketidakberdayaan kita...
Kedua, karena kita beriman hingga bukanlah seperti manusia biasa. Manusia terpetunjuki apa yang tidak hanya nampak, tapi juga dibalik yang nampak. Akalnya terpuaskan, fitrahnya terwadahi, dan jiwanya tentram. Dalam kokohnya kedudukan, dia menjauh dari sikap sedih dan lemah diri...
Bukankah dengan ini saja, keharusan syukur itu bukan lagi sebuah pertanyaan? Kalau belumlah itu mengetuk, hadirkan satu persatu alasan lain yg buatmu terjangkau hingga bisa sadar dan bersyukur. Hartamukah, sehatmukah, nafasmukah, sempatmukah, atau mungkin sombongmukah yg menjadi pertanda (masih) hidupmu hingga saat ini...
Mari bersama mengkonstruksi diri dengan taqwa. Taqwa diri, masyarakat, dan negara. Taqwa berdimensi paripurna.
Syukur wujud nyatanya taqwa, taqwa penampilanya syariah, syariah sempurnanya dalam khilafah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H