Mohon tunggu...
Bijak Diaz
Bijak Diaz Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Untirta

Mahasiswa Untirta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumen Belanja Online Pasca Pandemi Covid-19

13 November 2021   00:27 Diperbarui: 13 November 2021   00:46 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era serba digital seperti sekarang, sudah hampir tidak ada orang yang tidak tahu penggunaan internet. Internet menghubungkan berjuta-juta hingga milyaran pengguna tidak hanya di satu tempat melainkan di seluruh penjuru dunia. Terlebih lagi, internet sekarang tidak terbatas hanya untuk menggaet informasi yang dapat diakses melalui satu media melainkan dapat juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi yang dapat memunculkan sebuah marketplace dan kesempatan baru dalam skala jaringan bisnis yang luas dan tidak tebatas oleh tempat dan waktu.

Perubahan teknologi komunikasi yang sangat cepat dan global telah memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan bisnis online. Berkembangnya bisnis ini di Indonesia bisa dikatakan sangat menjanjikan, menandakan era pemanfaatan teknologi informasi sudah mulai diakui keberadaannya. Hal ini juga disebabkan terus meningkatnya jumlah pengguna internet yang kemudian menjadi sebuah pasar yang potensial untuk dimasuki para pebisnis. Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia menjadikan pasar yang sangat bagus untuk pelaku industri e-commerce. Maka bukanlah aneh jika di Indonesia bermunculan e-commerce dan marketplace besar dengan modal yang sangat besar bagi ukuran industri di Indonesia, nama-nama seperti Shopee, Tokopedia, JD.ID, Lazada, Blibli, dan Bukalapak merupakan sederet contoh dari sekian banyak marketplace besar yang sudah berdiri di Indonesia,. Tidak hanya situs berbelanja yang resmi bermunculan, tetapi banyak juga yang hanya menggunakan akun pribadi dari pelaku e-commerce di media sosial seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Twitter.

Terjadinya pandemi Covid-19 mempengaruhi segala aspek termasuk aspek ekonomi. Dimana pada aspek ekonomi ini juga sangat berdampak pada perubahan perilaku konsumen, ditambah lagi jika melihat fakta bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia masih sangat rendah. Literasi keuangan merupakan kemampuan suatu individu untuk memahami dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkan. Berdasarkan survei Financial Health Index (FHI) yang dimiliki oleh GoBear diketahui bahwa skor untuk literasi keuangan indonesia masih sebesar 67%. Padahal literasi keuangan seperti ini sangat dibutuhkan bahkan ketika terjadi bencana seperti pandemi covid-19, yang mana hal ini menjadi salah satu tindakan preventif. Akan tetapi setelah situasi pandemi covid-19 mendorong masyarakat untuk jauh memikirkan segala pengeluaran yang mereka lakukan. Perilaku konsumen selama masa Pandemi covid-19 menurunkan tingkat konsumsi masyarakat yang disebabkan oleh faktor finansial dan kemudian menimbulkan perilaku konsumen yang sebelumnya sangat jarang dilakukan oleh masyarakat.

Perilaku konsumen adalah suatu proses yang memiliki kaitan erat dengan proses pembelian. Saat itu konsumen melakukan aktivitas-aktivitas seperti melakukan pencarian, penelitian, dan pengevaluasian produk, dan sampai kepada membuat keputusan pembelian. Menurut Nugroho Setiadi, perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Setiadi juga mengungkapkan bahwa terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor tersebut terdiri dari:

1. Faktor Kebudayaan yaitu mencakup dari tiga hal yaitu kebudayaan, subbudaya, dan kelas sosial

2. Faktor Sosial yaitu mencakup hal-hal seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran dan status seseorang

3. Faktor Pribadi yaitu mencakup umur, pekerjaan yang digeluti, keadaan ekonomi individu, gaya hidup, dan kepribadian yang dipengaruhi oleh karakteristik psikologis

4. Faktor Psikologis yaitu mencakup motivasi konsumen, persepsi mengenai suatu informasi dan pilihan, proses belajar, lalu kepercayaan dan sikap

Perilaku yang telah dilakukan oleh konsumen pada saat terjadi pandemi covid-19 masih tetap digunakan bahkan setelah pandemi berakhir. Hal ini akan mengubah masa depan industri dan menjadi tantangan baru untuk peluang bisnis. Dan pelaku bisnis perlu untuk memahami tren baru yang dilakukan oleh konsumen. Efek terhadap perilaku konsumen pada jangka menengah dijelaskan dalam studi yang dilakukan oleh yaitu konsumen melakukan penimbunan barang, improvisasi, Pent-up permintaan, menggandeng teknologi digital, toko yang berada di rumah, menghapus batasan kehidupan kerja, reuni dengan teman dan keluarga dan penemuan bakat. Berbagai studi menunjukkan adanya perubahan cara belanja yang dilakukan oleh konsumen yakni berbelanja melalui e-commerce dan hal ini menjadi pemicu peningkatan penggunaan dari e-wallet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun