Mohon tunggu...
Septiana Salsabilla Eka Aulia
Septiana Salsabilla Eka Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teori Jacques Derrida

29 November 2023   19:33 Diperbarui: 29 November 2023   19:43 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jacques Derrida (1930-2004) adalah seorang filsuf kontemporer Prancis yang dianggap sebagai pendukung subjek dekonstruksi di dalam filsafat postmodern. Dekonstruksi merupakan peristiwa yang tidak memerlukan refleksi, kesadaran atau pengorganisasian dari suatu subjek, atau bahkan modernitas.

Dekonstruksi memiliki dua aspek: sastra dan filosofis.
*Aspek sastra menyangkut penafsiran teks, dimana penemuan sangat penting untuk menemukan alternatif makna yang tersembunyi di dalam teks.
*Aspek filosofis menyangkut objek utama dekonstruksi: "metafisika kehadiran" atau sekedar metafisika.

Tujuan dari strategi dekonstruksi adalah untuk mengungkap cara berpikir yang terlalu kaku tersebut, dan strategi ini pada dasarnya menanganinya melalui dua langkah, yaitu: membalikkan dikotomi dan menghancurkan dikotomi itu sendiri. Strategi ini juga bertujuan untuk menunjukkan adanya keragu-raguan, yakni tidak bisa ditempatkan pada satu sisi dikotomi atau oposisi.

Ada tiga poin penting dalam dekonstruksi Derrida, yaitu:
1. Dekonstruksi karena perubahan terjadi terus-menerus dan terjadi dengan cara yang berbeda-beda untuk menopang kehidupan.
2. Dekonstruksi terjadi dari dalam sistem kehidupan, termasuk bahasa dan teks.
3. Dekonstruksi bukanlah sebuah kata, alat atau teknik yang digunakan dalam sebuah karya setelah adanya fakta dan tanpa interpretasi.

Dalam teori dekonstruksinya Derrida menunjukkan kelemahan dari ucapan untuk mengungkapkan makna dengan menggunakan kata difference dengan kata difference berasal dari kata difference yang mencakup tiga pengertian, yaitu:

Dalam teori dekonstruksinya, Derrida menunjukkan kelemahan tuturan dalam mengungkapkan makna melalui difference, dimana difference berasal dari difference yang mengandung tiga makna, yaitu:
1. to differ-- untuk membedakan, atau tidak sama sifat dasarnya;
2. differe (Latin)-- untuk menyebarkan, mengedarkan;
3. to defer-- untuk menunda.

Tidak ada perbedaan pengucapan yang terdengar, namun perbedaan penggunaan huruf 'a' sebagai pengganti huruf 'e' hanya terlihat pada tulisan. Derrida melakukan hal ini untuk menunjukkan penggabungan tiga makna dalam difference, yang mana logosentrisme dan fonosentrisme tidak berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun