#SUP -- Â Ah, ada-ada saja, sudah pasti #SUP tak punya agama. Dan, Ah juga, memang bukan itu maksudnya. Ini #SUP, SUdut Pandang soal agama dan penistaan. Adalah Ahok Cagub DKI yang tersandung kasus penistaan agama. Jalan ceritanya cukup banyak kita dengar, dan yang pasti Ahok sudah jadi tersangka, berdasarkan gelar terbuka oleh POLRI dengan perbedaan tajam antara penyidik dan juga antara saksi ahli.
Ini juga yang jadi tuntutan masa, bahkan meminta agar Ahok tak hanya ditersangkakan, tapi ditahan. Kalo para ahli dan penyidik saja terpecah, apalagi saya yang hanya bisa menyimpan fakta didalam hati. Yang hebat didalam kasus ini adalah Ahok, dia menerima sepenuhnya dan percaya POLRI profesional. Ahok menjadikan hukum sebagai panglima, padahal dia sering diisukan bersembunyi dibalik kekuasaan. Malu jadinya, bagi yang menuduhnya secara terbuka, karena akhirnya menjadi pertanyaan, siapa sesungguhnya yang mengintervensi hukum. Ehemm, tak ingin berpanjang-panjang di isu ini, saya justru ingin menyorot Ahok seutuhnya soal agama ini dari sisi yang berbeda.
Nikmati #SUP Lainnya: Nge #SUP Bareng AHOK
    Ada banyak tundingan yang menyebut Ahok kafir, tak mampu menghormati agama. Bahwa, sebagai Gubernur dia membangun mesjid di Balai Kota dan lainnya, juga di Belitung, ketika menjadi bupati. Atau orangtua angkatnya yang muslim, juga tak perlu diulang karena terlalu banyak kisah dan fakta soal ini. Sebaliknya, sekalipun penganut agama Kristen Ahok tak segan memerintahkan pembongkaran gereja di Jatinegara yang dinilai belum mengantongi ijin yang lengkap. Ah, Ahok memang tak pandang agama, dia hanya mau bicara fakta. Jika ada yang salah, itu adalah cara bicaranya.
Nikmati #SUP Lainnya: Nge #SUP Bareng AHOK
    Tapi dikesempatan ini, yang mau saya ceritakan adalah kemungkinan dia disebut menista pendeta. Wah, koq bisa? Ahok kan seorang Kristen. Betul sekali! Nah, saya lanjutkan hasil ngobrol dengan Ahok. Berbincang banyak hal, dengan terbuka dia menceritakan kejengkelannya melihat pegawai Kristen yang menyanyi memuji Tuhan dengan penuh gairah, dan juga pandai memilih kata ketika berdoa. Tapi, katanya meninggi, kelakuannya sangat berbeda dengan ajaran Kitab Suci. Mereka sangat santun, berbeda dengan Ahok yang sangat spontan. Sangat memalukan, tegas Ahok! Memang menjengkelkan jika kita dikelilingi umat Kristen yang seiman, tapi tak searah setujuan untuk menjadi abdi Tuhan. Kata-kata rohani tak jarang berujung korupsi. Seperti ciuman tangan Yudas Iskariot seharga 30 keping perak yang mematikan. Saya termenung dan tersenyum miris, karena kenyataan seperti itu memang banyak disekitar kita.Â
Lalu dia juga melanjut soal pendeta yang bagai penjaja ayat suci. Setiap bicara, ayat suci mengikuti, dan banyak ayat yang mereka hafal, tapi lagi-lagi perilaku berbalik arah, hidup tak suci. Kenyataan tak dapat dipungkiri, selalu ada pendeta yang pedagang dan mencari keuntungan dengan jabatan rohaninya. Realita tak sedap terasa disana, pendeta berhati pedagang atau penguasa, sementara banyak pedagang atau pejabat berhati pendeta. Bingung kita dibuatnya. Dunia agama memang selalu diwarnai kepalsuan disepanjang jaman. Yang menyalibkan Yesus Kristus, Orang Suci penebus dosa, bukan penjahat penuh dosa, tapi imam yang selalu mengaku suci yang puasa seminggu dua kali dan doanya panjang sekali. Di bukit Golgota penyamun yang disamping Tuhan Yesus bertobat mengakui dosa dan mempercayakan diri kepada NYA. Sementara para imam penuh kebencian dan kerasukan kejahatan yang mengerikan.
Imam yang marah, karena rejeki hasil komisi dari para pedagang yang berbisnis di Bait Allah hilang karena Tuhan Yesus menjungkirbalikkan meja penukaran uang dan perdagangan domba untuk korban. Yesus Kristus dituduh penista agama, dan seribu satu cara dicari untuk menghabisinya. Saksi palsu yang diajukan Imam kehadapan Pilatus menjadi pintu masuk untuk mempersalahkan Nya. Lalu ditambah masa yang berteriak salibkan DIA terus menggema dan semakin kencang membuat Pilatus Gubernur Roma semakin tegang.Â
Tak ditemukan sedikitpun kesalahan Tuhan Yesus, namun demi orang banyak Yesus Kristus diserahkan untuk disalibkan. Sementara ganti yang dibebaskan sesuai tradisi hari raya, semacam grasi masa kini, adalah penjahat yang bernama Barabas. Ironis sekali. Yesus Kristus yang Benar disalibkan, Barabas narapidana pendosa dibebaskan. Inilah karya nyata imam yang selalu memakai jubah sucinya, namun hidup bergelimang kenikmatan duniawi dan tumpukan materi. Para imam menang dan senang, Yesus Kristus yang divonis menista agama berujung pada penyaliban, namun secara paradox justru menjadi jalan keselamatan bagi orang pilihan Nya. Penistaan agama bukanlah cerita baru. Korbannya sangat panjang dikisahkan Alkitab.
Nikmati #SUP Lainnya: Nge #SUP Bareng AHOK
Apakah Ahok yang mengkritisi sikap mendua para aktifis Kristen, atau bahkan pendeta, namun benar adanya, dapat disebut penista agama? Entahlah, jawabannya ada pada hati nurani kita semua, khususnya yang masih punya, terutama pemuka agama. Tapi yang jelas Alkitab mengajarkan, TUHAN-lah Pembela umat NYA, tak mungkin DIA membutuhkan pertolongan kita. Percayalah.