Mohon tunggu...
Sobari Tanuwijaya
Sobari Tanuwijaya Mohon Tunggu... lainnya -

---

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemerasan Terselubung?

23 Februari 2013   07:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:50 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa waktu belakangan ini kalau belanja di minimarket (Indomart & Alfamart) terasa cukup menyebalkan.
Bukan karena lingkungannya tidak nyaman, bukan karena kurang lengkap, tapi karena masalah uang kembalian.
Tidak besar memang, tapi tetap saja terasa seperti di todong. Setiap kali kembaliannya ada pecahan Rp. 50 (lima puluh rupiah) pasti dibulatkan ke bawah, bahkan tidak jarang juga bila ada kembalian Rp. 100 (seratus rupiah) diperlakukan sama, yaitu dibulatkan ke bawah. Jadi kalau seharusnya kembaliannya Rp. 4050 atau kadang Rp. 4100, hampir pasti yang diterima adalah Rp. 4000.

Bisa jadi hal itu karena mereka tidak punya 'uang kecil' pecahan Rp. 50. Tapi kalau memang itu kasusnya, ya jangan ada harga barang yang dijual di sana yang pecahannya kurang dari Rp. 100, lah!
Sekali lagi, memang tidak besar tapi menyebalkan! Rasanya seperti diperas terselubung atau bahkan ditipu!

Mungkin Anda bisa bilang, ya bilang saja. Kalau satu atau dua kali sih ya wajarlah, tapi yang terjadi adalah setiap kali transaksi di setiap minimarket yang saya sebutkan di atas, hal itu yang terjadi. Terkadang juga mereka dengan tanpa rasa salah bilang; "Tidak ada uang kecil, pak".
Bisa jadi memang ada minimarket dengan brand yang saya sebutkan di atas yang mengembalikan uang kembalian dengan penuh, tapi sampai saat ini saya belum beruntung berkunjung ke tempat itu.

Secara spesifik saya menyebutkan minimarket, karena hal tsb tidak saya alami bila saya belanja di Supermarket atau Hypermarket. Di 2 jenis tempat belanja yang belakangan saya sebut tsb malahan seringkali kembaliannya dibulatkan ke atas. Jarang memang saya dapat kembalian yang lebih tsb karena hampir semua transaksi pembayaran yang saya lakukan di 2 jenis tempat belanja itu hampir selalu menggunakan 'uang plastik'.

Mungkin sudah saatnya sekarang lebih banyak menggunakan 'uang plastik', entahkah itu kartu kredit ataupun kartu debet.
Dengan menggunakan 'uang plastik', kita bisa membayar pas dengan jumlah yang ditagihkan, bahkan bila jumlahnya ada pecahan sekalipun :)
Selain itu dengan menggunakan 'uang plastik' kita dapat bonus lain, ada catatan dari setiap pengeluaran atau pembelanjaan yang kita lakukan.
Jadi selain menghindari sebal karena 'ditipu' kita juga beramal dengan mencegah orang melakukan penipuan :p

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun