Pemerintahan Presiden JOKOWI - JK mempunyai tujuan untuk menurunkan bunga kredit perbankan Indonesia menjadi 1 digit untuk memungkinkan produk-produk bersaing di pasar internasional. Adalah suatu tujuan yang mulia dimana segenap lapisan masyarakat Indonesia wajib untuk mendukungnya sehingga tujuan tersebut cepat tercapai. Namun sebelum kita melihat bagaimana kemungkinan tujuan itu tercapai maka alangkah baiknya kalau kita melihat komponen apa yang mendasari penetapan suatu tingkat bunga kredit bank.
Untuk mendekati analisanya marilah kita ambil analog dengan seorang pedagang buah di pasar. Seorang pedagang pastilah menginginkan untuk mengambil untung yang sebesar-besarnya atas barang dagangannya. Harga jual buahnya haruslah bisa menutup harga pembeliannya + perkiraan biaya buah yang busuk + ditambah biaya sewa, tenaga kerja, pungutan retribusi usaha + target keuntungan yang akan dicapainya. Target keuntungan itu perlu ditetapkan karena dengan keuntungan itulah maka usahanya dapat dikembangkan lebih lanjut.
Kemudian analog dengan pedagang buah itu maka kita lihat bagaimana seorang CEO Bank besar yang sudah listed di Bursa Efek Indonesia (BEI) menentukan tingkat suku bunga kreditnya. Sebelum menentukan formula penetapan tingkat suku bunga kredit maka harus diperhatikan hal-hal apa yang menjadi pertimbangannya yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai Bank BUMN harus menghasilkan laba setelah pajak yang besar untuk:
a. menyumbangkan dividen kepada Negara sebagai salah satu penerimaan negara bukan pajak.
b. memperoleh Tantiem yang besar sebagai kompensasi atas risiko pribadi yang besar seperti masuk hotel prodeo.
2. Sebagai perusahaan yang sudah terdaftar di BEI maka perusahaan harus bisa meyakinkan para investor BEI bahwa perusahaannya mempunyai prospek baik dimasa yang akan datang dengan pertumbuhan laba yang besar dan pertumbuhan kredit yang tinggi karena kredit masih merupakan penyumbang yang dominan saat ini di perbankan Indonesia.
3. Sebagai Bank BUMN harus juga bertindak sebagai agen pembangunan (agent of development) sehingga tidak bisa begitu saja menutup Kantor Cabang di salah satu Kabupaten walaupun Kantor Cabang itu mengalami kerugian dan Bank BUMN tidak bisa memecat SDM sesuka hatinya walaupun bisnis bank sedang turun....
4. Situasi dan kondisi persaingan yang ketat serta masih banyaknya informasi yang asimetris yang memaksa perusahaan untuk lebih berhati-hati karena bisa meningkatkan potensi risiko bisnis..
5. Ekspektasi akan tingkat inflasi yang akan terjadi.
Itulah beberapa faktor yang harus diperhatikan bagi seorang dalam mengelola Bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit.