Mohon tunggu...
Big Forever
Big Forever Mohon Tunggu... -

Bekerja di industri jasa keuangan, hobi membaca buku otobiografi orang sukses dan terkenal serta mengamati perkembangan ilmu manajemen. Hidup mengalir seperti air.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ada Pilkada DKI Jakarta, Kok Gitu?

11 Maret 2017   15:08 Diperbarui: 12 Maret 2017   00:00 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Diantara Pilkada serentak tahun 2017 kelihatannya hanya Pilkada DKI Jakarta yang menyedot dan menguras sumberdaya serta menjadi perhatian masyarakat Indonesia sedemikian besarnya sampai-sampai masyarakat Internasionalpun tergerak hatinya untuk menjadi peninjau dalam Pilkada DKI Jakarta dengan mengirimkan puluhan orang sebagai peninjau dalam pelaksanaan pemungutan suara pertama tempo hari. Pilkada DKI Jakarta awalnya diikuti oleh 3 Paslon dengan barisan partai pendukung masing-masing dan hasilnya tidak ada pemenang sehingga harus dilakukan putaran kedua untuk menentukan siapa yang jadi DKI - 1 nanti.

Sesungguhnya Pilkada DKI Jakarta ini merupakan studi kasus nyata lapangan bagaimana kita melaksananakan demokrasi disamping ajang untuk mempraktekan berbagai ilmu yang ada dalam menggaet suara warga. Yang jelas disini peranan ilmu politik dengan segala variannya yang sangat dominan, lalu ilmu psikologi massa yaitu bagaimana memainkan psikologi massa shingga berpihak kepada Paslon tertentu, lalu ilmu ekonomi khususnya ilmu pemasaran yaitu bagaimana pasa Paslon berkoar-koar bahwa hanya Paslonnya itu yang layak dan cocok serta berkompeten menjadi DKI - 1. Banyak omongan dari masing-masing Paslon yang dikeluarkan apakah omongan itu hanya sekedar manginforamsikan apa-apa yang telah diperbuat selama ini untuk kesejahteraan warga Jakarta atau omongan yang berupa janji-janji apa yang akan dilakukan seandainya nanti terpilih sebagai DKI - 1 dalam meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta. karena saking bersemangatnya maka terkesan omongan itu hanya berwacana dan beretorika. Memang dalam manajemen itu ada istilah "out of the box" untuk mengatasi suatu permasalahan namun karena ini pilkada Jakarta dan abad media sosial maka setiap pemikiran paslon itu menarik perhatian warga yang semakin cerdas dan kritis ini untuk berkomentar apakah ide out of the box itu bisa diimplementasikan atau tidak dalam koridor ketentuan yang ada serta dalam kendali rentan kewenangan untuk tingkat Gubernurnur Jakarta  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun