Diantara Pilkada serentak tahun 2017 kelihatannya hanya Pilkada DKI Jakarta yang menyedot dan menguras sumberdaya serta menjadi perhatian masyarakat Indonesia sedemikian besarnya sampai-sampai masyarakat Internasionalpun tergerak hatinya untuk menjadi peninjau dalam Pilkada DKI Jakarta dengan mengirimkan puluhan orang sebagai peninjau dalam pelaksanaan pemungutan suara pertama tempo hari. Pilkada DKI Jakarta awalnya diikuti oleh 3 Paslon dengan barisan partai pendukung masing-masing dan hasilnya tidak ada pemenang sehingga harus dilakukan putaran kedua untuk menentukan siapa yang jadi DKI - 1 nanti.
Sesungguhnya Pilkada DKI Jakarta ini merupakan studi kasus nyata lapangan bagaimana kita melaksananakan demokrasi disamping ajang untuk mempraktekan berbagai ilmu yang ada dalam menggaet suara warga. Yang jelas disini peranan ilmu politik dengan segala variannya yang sangat dominan, lalu ilmu psikologi massa yaitu bagaimana memainkan psikologi massa shingga berpihak kepada Paslon tertentu, lalu ilmu ekonomi khususnya ilmu pemasaran yaitu bagaimana pasa Paslon berkoar-koar bahwa hanya Paslonnya itu yang layak dan cocok serta berkompeten menjadi DKI - 1. Banyak omongan dari masing-masing Paslon yang dikeluarkan apakah omongan itu hanya sekedar manginforamsikan apa-apa yang telah diperbuat selama ini untuk kesejahteraan warga Jakarta atau omongan yang berupa janji-janji apa yang akan dilakukan seandainya nanti terpilih sebagai DKI - 1 dalam meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta. karena saking bersemangatnya maka terkesan omongan itu hanya berwacana dan beretorika. Memang dalam manajemen itu ada istilah "out of the box" untuk mengatasi suatu permasalahan namun karena ini pilkada Jakarta dan abad media sosial maka setiap pemikiran paslon itu menarik perhatian warga yang semakin cerdas dan kritis ini untuk berkomentar apakah ide out of the box itu bisa diimplementasikan atau tidak dalam koridor ketentuan yang ada serta dalam kendali rentan kewenangan untuk tingkat Gubernurnur Jakarta Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H