Terkejut membaca berita di koran yang mengatakan bahwa Ahok itu gendeng. Nusron Wahid yang pernah menjadi Ketua Tim Pemenangan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 mengatakan bahwa Ahok itu gendeng, pasalnya adalah dalam situasi dan kondisi menjelang Pilkada DKI tahun 2017 ini maka Ahok - Djarot terus bekerja keras sebelum melaksanakan cuti untuk mengikuti Pilkada DKI Jakarta dan salah satu yang dikerjakan adalah menggusur pemukiman warga yang sudah bertahun-tahun tinggal di bantaran sungai Ciliwung di daerah Bukit Duri Tebet dalam rangka normalisasi kali Ciliwung.Â
Bukannya Ahok itu bisa duduk manis sambil sarapan mie Bangka di singgasana Gubernur DKI Jakarta menikmati segala fasilitas lalu jam 12 siang makan siang dengan menu yang disuka karena Ahok itu kagak bisa nahan lapar, ini Ahok malah cari perkara yaitu malah menambah derita sebagian warga DKI Jakarta dan kemudian pose bersama hanya berdua dengan Presiden JOKOWI di saat meninjau pembangunan LRT dan MRT. Memang gendeng Ahok ini. Di tengah penderitaan warga Bukit Duri yang digusur maka menjadi panggung Paslon Gubernur DKI lainnya dengan melakukan kunjungan dan selfi bersama warga yang telah menderita akibat penggusuran tersebut dan mengatakan bahwa penggusuran ini tidak manusiawi karena mematikan kegiatan ekonomi karena ada warga yang penjualan nasi uduknya omsetnya menurun drastis padahal nasi uduknya enak sekali serta kehidupan sosial warga yang terganggu.Â
Lebih lanjut katanya proses penggusuran itu harus mencontoh JOKOWI saat jadi Walikota Solo yang dalam penggusurann didahului dengan proses yang panjang termasuk ritual makan bareng sampai beberapa kali. Belum lagi nanti kalau berhasil dalam normalisasi kali Ciliwung dan kalau air kali Ciliwung menjadi bersih dan bening maka nanti bisa dibilang itu hasil kerja Gubernur Foke bahkan bisa jadi akan dibilang hasil konsultan dari Belanda tahun 1970 an.
Memang Ahok itu gendeng. Karena gendeng maka Ahok tidak bisa berpikir panjang. Apakah Ahok tidak sadar bahwa dengan pose photo berdua saja dengan Presiden JOKOWI di lokasi proyek LRT dan MRT itu mengandung potensi risiko yang besar yaitu potensi risiko kalau Ahok itu bisa disimpulkan didukung oleh Presiden JOKOWI dalam pilkada DKI Jakarta ini. Ahok gendeng sehingga tidak bisa berpikir panjang karena satu photo itu bisa bicara sejuta kata dan sejuta makna apalagi Presiden JOKOWI itu piawai dalam berpolitik secara simbolik. Ahok memang gendeng karena bukannya pose photo berdua dengan Presiden JOKOWI itu bisa jadi sasaran komentar dari paslon lainnya yang bisa mendiskriditkan dirinya kalau memang didukung Presiden JOKOWI.
Kegendengan Ahok ini terlihat juga di daerah sekitar Jalan Melawai, Kebayoran Baru, Blok M, Jakarta Selatan. Di daerah sekitar Jalan Melawai saat ini ada proyek pengerjaan jalan pedestrian yang tidak tanggung - tanggung kalau jalan pedestrian itu dibuat minimal 4,5 meter lebarnya dan ini lebih lebar dari lebar trotoar sebelumnya. Gendengnya Ahok adalah pelebaran jalan pedestrian ini mengorbankan kenyamanan orang kaya dalam mengendarai mobilnya karena penambahan lebar jalan pedestrian ini mengambil porsi bahu jalan sehingga kapasitas jalan mobil berkurang akibatnya menyebabkan macet di jam sibuk.Â
Padahal kalau diamati jumlah pejalan kaki di pedestrian yang sudah jadi itu belum tentu setiap menit ada orang yang yang melintas berjalan kaki. Atau Ahok punya obsesi kalau di daerah Melawai itu dikenal juga ada daerah Little Tokyo dan Little USA sehingga perlu pedestrian yang juga minimal sama dengan yang ada di Tokyo dan USA sana yang memang jalan pedestriannya lebar-lebar membuat nyaman para pejalan kaki. Memang kadangkala susah untuk membaca langkah Gubernur Ahok yang selalu berpikir out of the box dalam memimpin DKI Jakarta ini.
Jadi dalam konteks kegendengan Ahok ini maka yang gendeng itu siapa? Apakah Ahok yang memang gendeng atau paslon Gubernur lainnya yang memanfaatkan penderitaan warga DKI Jakarta untuk dipergunakan dalam issue pilkada DKI Jakarta?. Atau yang gendeng itu para stakeholder DKI Jakarta yang bisa bebas merdeka memberikan komentar atas setiap langkah Gubernur Ahok dalam kiprahnya meningkatkan kesejahteraan Warga DKI Jakarta termasuk Yang Mulia Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia?
Salam perubahan untuk kehidupan yang lebih baik......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H