Mendekati hari Pendaftaran Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Â Jakarta dalam Pilkada mendatang diprediksi akan semakin banyak unjuk rasa dengan dalih menyuarakan preferensinya akan Kandidat Idamannya dengan referensi ada yang menggunakan Kitab Suci suatu akidah tertentu dan ada pula referensi yang menggunakan perilaku kepemimpinan seseorang selama orang itu berkuasa.Â
Dalam alam demokrasi perbedaan pendapat itu sah - sah saja sehingga siapapun boleh berpendapat. Yang tidak boleh adalah memaksakan kehendaknya kepada orang lain dengan maksud supaya kehendaknya itu diikuti apalagi dengan mendasarkan pada referensi ayat-ayat suci yang tercantum dalam Kitab akidah tertentu dan memvonis orang lain yang tidak setuju akan pendapatnya.
Pada hari minggu kemarin pada saat banyak orang beristirahat setelah beraktivitas seminggu lamanya maka disuguhkan berita unjuk rasa kalau HTI menolak AHOK sebagai Kandidat Gubernur DKI Jakarta dimana HTI membawa serta atribut organisasinya. HTI melakukan unjuk rasa dengan dalih dalam rangka melakukan edukasi umatnya.Â
Menarik mengamati pemberitaan unjuk rasa HTI tersebut sampai akhir pemberitaannya tidak mendapatkan pemberitaan tentang Kandidat Calon Gubernur DKI Jakarta yang Ideal menurut HTI itu yang bagaimana ? Jadi bisa dikatakan bahwa semua itu yang namanya edukasi boleh dikata asal bunyi saja..
Seharusnya dengan mengusung tema edukasi kepada umatnya dan kemungkinan besarnya liputan media massa maka sebenarnya HTI bisa memanfaatkan unjuk rasa lebih baik lagi dengan menyampaikan Program Kerja Kandidat Gubernur DKI Jakarta yang ideal itu seperti apa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan warga DKI Jakarta, bagaimana harus berperilaku dalam Kememimpinan dengan warga yang multi etnis, multi akidah, multi kepentingan, multi bangsa ini.Â
Dengan menyampaikan itu semua maka kemudian HTI bisa menyodorkan kepada Warga DKI Jakarta yang ber KTP DKI Jakarta nama - nama Kandidat Gubernur DKI Jakarta. Kalau kata orang Betawi sih lo jual gua beli.....
Menyimak unjuk rasa kemarin maka HTI harus lebih fokus lagi dalam unjuk rasa sehingga pesan yang ingin disampaikan kepada Warga DKI Jakarta lebih mengena karena Warga DKI Jakarta itu di depan mata sudah jelas prestasi AHOK dengan segala kelemahan dan kekurangan AHOK sebagai manusia.....Jadi HTI harus kerja lebih cerdas dan lebih cermat lagi dan tidak bilang asal bukan AHOK....
Salam prubahan untuk kehidupan yang lebih baik....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H