Anak mengalami masa golden age disaat usia dini yaitu di umur 0-6 tahun. Masa tersebut anak akan mengalami perkembangan yang pesat, baik fisik maupun otak. Terjadi perkembangan kepribadian anak yang meliputi pembentukan sistem saraf dan hubungan antar sel-sel yang akan menentukan kecerdasan anak, pembentukan pola perilaku, sikap, dan ekspresi emosi. Oleh karena itu masa golden age sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua. Anak perlu diberikan stimulasi yang baik dan tepat untuk perkembangan motorik dan kognitifnya, peran orang tua tentu saja sangat dibutuhkan guna memotivasi anak untuk terus belajar dan berkembang.Â
Stimulasi Kognitif pada Anak Usia Dini
Stimulasi yang bisa dilakukan orang tua untuk perkembangan kognitif adalah dengan mengajak dan mengajari anak berbicara sesering mungkin, bernyanyi, dan membacakan buku dongeng. Hal ini bisa membantu mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi dan meningkatkan kosa kata. Alat permainan yang bisa digunakan adalah buku dongeng yang interaktif, memiliki banyak warna dan gambar yang menarik, dan kalimatnya singkat. Selain itu bisa menggunakan video animasi guna membantu dalam bernyanyi dan berbicara.Â
Berikan pula stimulasi dalam bentuk kasih sayang seperti memeluk, mencium, dan memberikan pujian saat anak melakukan perbuatan sesuai yang telah diajarkan orang tua. Kenalkan anak juga mengenai warna-warna, huruf, angka, dan nama-nama benda yang ada di sekitarnya, serta permainan yang dapat mengasah kemampuan kognitifnya seperti puzzle, lego/balok susun, dan buku mewarnai. Jangan lupa untuk mengajarkan anak dan membiasakannya bagaimana buang air dengan benar di toilet, menyikat gigi dengan benar, serta mencuci tangan, agar anak bisa menempatkan diri dengan baik saat mulai memasuki dunia sekolah atau dunia luar.Â
Stimulasi Motorik pada Anak Usia Dini
Stimulasi kognitif juga harus didukung dengan stimulasi motorik. Keterampilan motorik biasanya distimulasi dengan aktivitas yang rutin. Aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengembangkan motorik pada anak adalah dengan memberikan benda yang teksturnya jarang anak pegang. Seperti stress ball, squishy, slime, adonan tepung kanji, pasir, dan bulu ayam. Atau bisa juga dengan memberi permainan sensory play yang cara pembuatannya sudah banyak tersebar di internet. Hal ini guna untuk melatih sensorimotor dan akan terbiasa dengan berbagai tekstur yang ada.Â
Selain itu beri stimulasi motorik halus seperti menggunting, menempel, melipat, mengenakan dan melepas pakaian serta sepatu, mengancing baju, menggambar meniru suatu bentuk, memotong benda, mengikat tali sepatu, menirukan sejumlah huruf atau angka dan kata sederhana. Keterampilan motorik kasar bisa dilakukan dengan berolahraga seperti main bola, lompat tali, bermain hola hoop, berlari, melompat di trampolin, berjalan zigzag, dan bermain tangkap bola.Â
Orang tua juga bisa membuat APE di rumah berupa busy board yang berisi berbagai macam benda pengembangan stimulus motorik seperti lego, tutup botol, stress ball, resleting, kain flanel berbentuk baju yang terdapat kancing, kain flanel berbentuk sepatu dengan tali sepatu yang terikat, dan kain flanel dengan berbagai macam bentuk dan warna. Busy board praktis untuk melatih fokus, membuat anak menjadi sibuk bermain dan belajar, serta mengajarkan anak tentang fungsi benda. Â
Semua aktivitas stimulasi tersebut tentunya perlu pendampingan orang tua, agar anak terus termotivasi, aman, dan terpantau perkembangannya. Dengan menyadari potensi perkembangan anak pada masa golden age yang memberikan efek berkelanjutan diharapkan orang tua, pendidik, dan pengasuh dapat mendampingi anak secara maksimal pada masa ini sehingga anak dapat memiliki kemampuan kognitif dan perkembangan fisik yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H