" Bu Bidaaaan!....bu Bidaaaaan!, buka pintunya, tolong ada yang mau melahirkan"
Terdengar orang berteriak- teriak dari depan pagar klinik Polindesnya.
"Tengah malam begini siapa yang teriak - teriak depan pintu pagar ya?" kata bidan Yani saat terbangun.
Diintipnya dari balik tirai jendela klinik. Terlihat seorang bapak tua berikat kepala batik dan berbaju Surjan garis- garis coklat, khas orang jawa kuno. Bapak itu tidak turun dari atas dokar.
"Ada apa bapak?" tanya bidan Yani.
" Bu Bidan tolong, anak saya mau melahirkan sekarang sudah tidak kuat lagi mau di bawa ke klinik" sahut bapak itu.
" Baik pak, sebentar saya siapkan dulu semua alatnya" jawab bidan Yani.
Saat akan menutup pintu kliniknya, ia sempat cemas juga. Wah jangan - jangan aku dikerjain oleh mahluk halus seperti yang pernah dialami bidan Intan yang pernah bertugas di sini sebelumnya. Intan pernah dipanggil menolong melahirkan tetapi dia tidak pernah melihat pasien itu sesudahnya, penduduk desa juga tidak mengenal tempat yang disebutkan Intan. Tapi ya sudahlah, aku berniat menolong, siapapun itu aku tidak berbuat jahat pikir bidan Yani.
Sepanjang perjalanan pak Tua itu tidak banyak bicara, ia sibuk mengendalikan kuda yang menarik dokar. Bidan Yani mencoba membuka percakapan.
" Pak, rumahnya jauh tidak?"
"Tidak bu bidan, sebentar lagi juga sampai. Maaf mengganggu bu bidan tengah malam"