[caption id="attachment_148173" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Melahirkan melalui Operasi Caesar baik atas indikasi medis maupun atas permintaan pihak pasien kini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan dari berbagai sumber didapatkan kenyataan angka Operasi Caesar di Rumah Sakit swasta setiap tahunnya meningkat hingga mendekati angka 30% dari jumlah total persalinan spontan. Namun demikian angka persalinan Operasi Caesar tiap rumah sakit tentu sangat tergantung type rumah sakit juga. Misalkan pada rumah sakit pusat rujukan tentu saja angka operasi Caesar juga tinggi, Karena menerima kiriman dari bidan atau klinik bersalin. Dimana pada kasus ini pasien memang memerlukan tindakan operasi Caesar. Seperti dalam pembicaraan melalui telepone antara saya dengan seorang dokter kandungan . Di rumah sakit bersalin ibu dan anak wilayah Surabaya, sudah terdaftar 16 pasien akan melakukan operasi Caesar pada tanggal sebelas bulan sebelas 2011. Fenomena ini tampaknya seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi pada sebagian masyarakat kota dan adanya rasa takut menghadapi nyeri persalinan. Rasa takut dan trauma pada persalinan normal sebelumnya membuat para ibu enggan melewati proses persalinan alami. Beberapa kasus ditemukan pula indikasi karena riwayat operasi Caesar pada persalinan sebelumnya juga meningkat. Walaupun sebenarnya untuk proses persalinan alami pada kehamilan dengan riwayat operasi Caesar masih dapat dilakukan bila memenuhi syarat - syarat proses persalinan normal. Begitulah kenyataannya, ternyata asumsi sebagian masyarakat bahwa sebagian dokter kandungan gemar melakukan operasi bedah Caesar rasanya kurang adil. Kendati bisa saja terjadi hal demikian. Saya sendiri mengalami bagaimana ketika tahun Naga emas yang dianggap membawa keberuntungan membuat angka persalinan baik normal maupun Caesar juga meningkat tajam. Ini adalah salah satu teropong sosial budaya dalam pelayanan kebidanan. Ternyata keyakinan akan jam baik, hari baik dan tahun baik masih kentara begitu kental mewarnai fenomena sosial dalam dunia kebidanan terutama proses persalinan. Salah satu share kisah nyata, seorang dokter spesialis kandungan pernah menceritakan pada saya. Suatu ketika seorang suami menghendaki istrinya melahirkan pada jam dan hari baik yang telah ditentukan keluarga dan dianggap membawa rejeki. Dokter kandungan tersebut tidak menuruti dan memang terkenal tidak pernah mengijinkan pasien operasi Caesar kecuali atas indikasi. Bahkan USG kandungan hanya dilakukan bila perlu. Beberapa tahun kemudian sang pasien datang dengan menangis. Ia diceraikan suaminya karena sejak melahirkan bayi yang waktunya tidak sesuai dengan jam dan hari baik ternyata membawa sial. Perusahaan suaminya bangkrut. Wah saya sampai geleng - geleng kepala. Ini sih keterlaluan dan tidak masuk akal. Suaminya egois sekali. Namun sejak itu sang dokter tidak lagi keras hati soal pilihan cara persalinan. Sayangnya tak lama kemudian dokter tersebut meninggal saat berlibur ke Belanda. Mungkin kasus menceraikan istri akibat dianggap waktu melahirkan tidak tepat dan pembawa sial seperti ini langka terjadi. Tetapi kasus ini memang nyata . Padahal sebagai orang beragama kita tahu bahwa semua hari dan bulan diciptakan Tuhan baik adanya. Tapi rupanya hingga hari ini, masih saja ada orang yang mempercayai hal - hal seperti itu. Pendidikan tinggi ternyata juga tidak menggoyahkan kepercayaan mereka soal hari baik. Bahkan ada yang sudah sarjana dan berpengetahuan luaspun juga masih percaya adanya keberuntungan nasip dilihat dari Weton. Sekitar seminggu lalu salah satu pasien seorang ibu yang akan bersalin mengatakan pada saya bahwa suaminnya sangat berharap anaknya lahir Kamis Pahing. Kebetulan memang sudah ada pembukaan ya terkabul keinginan suaminya. Wah ada ada saja. Namun saya tetap menghargai keyakinan akan hari baik yang mereka inginkan. Seorang pasien yang tak ingin disebutkan namanya, kemarin sore saya tanya, apa sih yang menarik melahirkan pada tanggal sebelas bulan sebelas 2011. Unik dan terasa istimewa, begitu jawabnya. Sebenarnya ini kehamilan kedua dan persalinan yang lalu juga operasi Caesar. Jadi ada indikasi untuk memilih persalinan operasi lagi. Padahal tidak semua riwayat operasi Caesar yang lalu berarti bahwa berikutnya harus operasi Caesar juga . Saya menemui suaminya ditempat terpisah. Saya tanya apa alasannya kog pilih operasi Caesar lagi. Jawabnya selain unik tanggalnya, dia tidak tega melihat istrinya kesakitan seperti pada persalinan anak pertamanya dulu. Toh akhirnya istrinya tetap operasi Caesar karena tidak kuat mengejan. Sebagai suami ia merasa punya cukup biaya untuk memilih persalinan Caesar. Idealnya memang seorang wanita atau ibu yang bersalin bisa menjalani proses persalinan secara alami dan normal. Namun pemahaman tentang proses persalinan itu sendiri sering tidak cukup menguatkan keinginan seorang ibu hamil untuk melahirkan secara normal. Ketakutan akan rasa nyeri, tidak kuat mengejan dan sebagianya. Pada kasus - kasus dimana operasi Caesar menjadi indikasi seperti CPD atau panggul sempit, posisi bayi melintang, plasenta atau tumor menutupi jalan lahir, atau kehamilan dengan penyakit yang menyertai dan keadaan bayi yang gawat ( fetal distress ) dsb, maka satu- satunya pilihan adalah operasi Caesar. Dengan semakin meningkatnya ilmu terkini dibidang kebidanan, memang semakin meminimalkan resiko persalinan dengan operasi Caesar. Namun tetap saja kenyataan bahwa persalinan melalui operasi akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dibanding persalinan normal. Perlu kewaspadaan lebih untuk kehamilan berikut. Yang jelas bagi sebagian masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi menengah ke bawah, biaya operasi Caesar masih dirasakan cukup mahal. Bahkan untuk tindakan gawat darurat medis dimana operasi Caesar menjadi pilihan terakhir pun masih banyak yang nekad untuk minta persalinan normal. Terlepas dari apapun proses persalinan yang menjadi pilihan hari ini, saya tetap optimis berharap bahwa setiap wanita dan ibu bersalin berhak mendapat perlayanan kesehatan yang menjamin keselamatan ibu dan bayi selama proses persalinan. Alangkah indahnya bila persalinan spontan dan alami menjadi pilihan. Pendampingan suami dan keterliibatan suami saat menyaksikan proses persalinan normal akan semakin mempererat hubungan psikologis antara ibu, suami dan bayinya. Tetap dengan catatan tidak ada kontra indikasi medis untuk melahirkan normal. Selamat untuk para ibu yang melahirkan bayi pada hari ini. Semoga semua dapat berlangsung lancar dan selamat. Bagi yang sedang hamil, selamat mempersiapkan proses persalinan alami dengan menjaga kesehatan dan periksa teratur pada bidan maupun dokter kandungan. Saran baca juga kiat melahirkan tanpa operasi caesar,dll di link berikut.
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/10/28/kiat-sukses-melahirkan-tanpa-operasi-caesar/
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/04/17/ibu-mahir-mengejan-bayi-lahir-dengan-aman/ http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/09/18/hamil-dengan-panggul-sempit-haruskah-operasi-caesar/ Salam Hangat Bidan Romana Tari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H