Kopi, rokok dan begadang seumpama segitiga bermuda yang menjadi magnet penghisap keberadaan para kaum pria. Terlepas dari kontroversi soal tinjauan kesehatan rupanya kecintaan dan konsistensi para coffee lovers ( sebutan bagi pencinta pencinta dan penggemar minuman berkafein ) semakin tahun semakin meroket saja popularitasnya. Mulai dari sekedar kongkow dan kumpul bareng sesama penggemar kopi di warung kaki lima atau di angkringan hingga pada level mereka yang tergabung dalam komunitas coffee lovers, maupun komunitas ngopi bareng yang punya berbagai tempat nongkrong seru favorit mereka. Menilik lagi tentang sejarah kopi yang pertama kali. Kopi mulai dikenal pada abad ke 9 Masehi yang populer dengan kisah seorang penggembala kambing Abessynia ( Ethiopia ).Penggembala itu menyaksikan kambing yang bereaksi terjaga dan gelisah setelah memakan biji berwarna kemerahan yang kemudian di kenal sebagai biji kopi, lalu mereka mengadakan eksperimen dengan membuat minuman dengan bahan biji kopi. Kopi menjadi minuman favorit kalangan pria bukan hanya karena khasiatnya yang mampu membuat seorang terjaga dalam menghadapi rasa kantuk, namun rupa - rupanya kopi menjadi pasangan istimewa kedua setelah rokok. Peringatan kesehatan tentang dampak rokok maupun kopi sebagai zat aditif yang mempunyai efek candu kiranya tak juga melunturkan kecintaan para coffee lovers. Diantara pro dan kontra tentang manfaat kesehatan dan efek buruk dari candu kopi, tetap saja kedai, cafe dan warung kopi padat pengunjung. Sebenarnya apa sih asyiknya minum kopi? Sejak kecil saya yang lahir dan besar di Sumatera Selatan akrab dengan aroma wangi bunga kopi, di kebun, pulang sekolah sambil jalan di kebun mencecap manisnya kulit kopi yang matang kemerahan, hingga ikut membantu orangtua menggoreng kopi diatas tungku sekaligus biasa menyajikan kopi tersebut bagi anggota keluarga. Mengingat latar belakang keluarga yang termasuk coffee lovers bahkan sejak sekolah dasar, rasanya tak lengkap bila saya tidak ikut menyumbang buah pikiran tentang kopi yang notabene menjadi minuman favorit dalam keluarga. Beruntung bahwa dalam keluarga kami banyak yang tekanan darah rendah dan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung. Salah satu kekhasan keluarga kami saat musim durian tiba adalah ; minum seduhan kopi tubruk panas tanpa gula tetapi dicelup dengan durian sepotong. Bisa dibayangkan bagaimana legitnya durian Sumatera berpadu dengan kentalnya kopi Lampung. Hanya para maniak durian dan coffee lovers yang berani mencoba varian rasa ini. Kopi yang kita kenal di Indonesia kebanyakan berasal dari varietas kopi arabica dan robusta. Sebagai daerah beriklim tropis tak heran bila tanaman kopi tumbuh baik di negeri kita. Minuman berbahan dasar kopi ini sekarang semakin berkelas dan mampu menjadi benang merah penghubung para pencinta kopi. Uniknya para penggemar kopi bukan sekedar duduk ngobrol bareng sambil menikmati aroma khas kopi yang menggoda selera namun juga mengikuti trend berbagai varian cita rasa kopi yang menjadi popularitas tersendiri. Sebagai contoh popularitas kopi luwak yang menempati peringkat tertinggi soal citarasa dan harga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H