Alkisah di kahyangan ketika malam purnama bulan ke empat dalam tahun penanggalan para Dewa. Betara Guru mendadak memanggil seluruh dewa untuk sidang darurat. Semua Dewa hadir kecuali betara Darsem yang sedang diamankan oleh betara Guru dalam cupu emas. Betara Darsem diklaim telah mengegerkan kedamaian swargaloka.
Konon menurut para dewa roh betara Darsem beberapa kali berontak dalam cupu emas itu, namun kesaktian ilmu tingkat tinggi dari betara guru, akhirnya berhasil mengunci betara Darsem dalam cupu emas tersebut. Cupu emas itu beberapa kali terangkat ke udara namun tidak berhasil terbuka tutupnya. Dikunci dengan kode rahasia sang betara Guru.
" Wahai para dewa, sudah beberapa waktu kita menyimpan betara Darsem di dalam cupu emas untuk kita awasi. Kini tibalah saatnya membuang dia ke mayapada untuk penyucian diri" Betara Guru membuka sidang para dewa.
" Mohon ampun pukulun...betara Guru yang mulia, tak layak saya memohon, namun sebagai sesama dewa dan teman betara Darsem saya punya kewajiban moral menyampaikan usulan ini" kata betara Bayu sang dewa angin.
" Apa permohonanmu betara Bayu, sampaikanlah sebelum keputusan sidang ini ditetapkan" sahut betara Guru.
" Hamba sebagai penguasa angin hanya mohon kiranya pukulun yang mulia bersedia memberikan kesempatan pada sahabat hamba ini untuk menitis ulang selama di mayapada" jawab Bayu
" Saya tidak bisa mengabulkan tanpa jaminan, apakah jaminanmu betara Bayu"kata betara Guru tegas.
" Jaminan saya adalah mantra halimunan yang dimiliki betara Darsem akan lenyap selama- lamanya bila ia tidak berhasil dalam menjalani masa hukuman menitis pada seorang puteri di mayapada"
" Maksudmu apa betara Bayu?" tanya betara Guru lagi.
" Maksud saya bila betara Darsem tidak bisa berubah sikap selama menitis pada seorang puteri, maka ia akan hilang selama - lamanya melayang di mayapada tidak bisa kembali ke kahyangan dalam wujud apapun. Ia akan menjadi penghuni abadi mayapada" jawab betara Bayu.
Akhirnya sidang para dewa ditutup, betara Guru menyetujui usul tersebut. Bersama doa doa dan siraman bunga swargaloka yang wangi dan beraneka warna maka dilemparkanlah cupu emas tersebut dari kahyangan menuju mayapada. Betara bayu segera meniupkan angin dengan kesaktiannya dan mengarahkan jatuhnya cupu emas ke sebuah taman permandian para putri kerajaan.