Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hobi Masak Ibuku, Biar Tekor Asal Tersohor

23 November 2011   05:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap ingat  hobi ibu aku sering senyum - senyum sendiri. Meskipun hanya sampai lulus sekolah dasar aku bersama ibu tapi tak mengurangi cintaku padanya. Lulus sekolah dasar aku ikut tanteku di kota Palembang dan selanjutnya tinggal di asrama masuk sekolah perawat dan bidan.

Kenangan soal ibu ini sampai sekarang sering jadi bahan  bercanda kalau kami ada pertemuan keluarga. Ibu orangnya sederhana, polos dan sangat relawan. Tak heran banyak temannya. Meskipun kadang sifat ingin serba tahunya membuat jengkel bapak he he he. Kehidupan  ekonomi keluarga kami dulu sangat sederhana, namun kami diajarkan untuk tidak pelit. Nah dari sinilah kami punya julukan buat ibu biar tekor asal tersohor he he he. Padahal ibu nggak bermaksud tersohor sih. Kami  saja  anak anaknya kerjasama dengan bapakku suka kompak  menggoda ibuku.

Waktu kami masih kecil- kecil berlima, ingat banget bagaimana ibu membagi buah duku dalam mangkuk kecil kecil. Begitu juga lauk he he he. Pokoknya ibu selalu ada cara agar kami tidak berebut dan saling iri. Lucunya walaupun hidup pas - pasan ibu ini masih sempat sempatnya masak bothok lamtoro dan ikan teri kadang diberi daun melinjo. Masaknya nggak sedikit lho. Bahan sih tinggal ambil di kebun. Modal ibu cuma tenaga. Setiap habis masak ibu menyuruh kami antar ke tetangga kanan kiri yang juga hidup pas - pasan. Sampai - sampai  ada tentangga  berkomentar, ibumu itu apa tidak capek masak terus dibagi bagi gratisan. he he he. Kadang buat jajanan dari ubi diparut diberi gula terus di kukus, aku bagian antar ke tetangga. Selalu ada saja idenya. Alhasil ibuku ini terkenal temannya banyak karena ya itu tadi, biar capek tapi suka membagikan rejeki ke orang lain.

Suatu saat ibuku pindah ke Jogjakarta. Tetapi kecintaannya dunia memasak belum luntur juga termasuk bagi - bagi makanan ke tetangga he he he. Nah Di kota semua serba beli. Sempat kami berunding, siapa yang mau memberitahu ibu agar hobinya bagi - bagi masakan dikurangi. Tak satupun yang tega. Saya bilang ya sudah biarkan saja toh itu membuat ibu kita bahagia. Bahagia memperpanjang umurnya. Benarlah akhirnya bakat dan hobinya masak itu berkembang terus, walaupun kami berlima kadang saling sms tertawa dengan hobi ibuku ini.Pernah adikku melarang ibu masak alasannya nanti capek. Ealah dapat seminggu berhenti masak dia langsung masuk angin, kembung, pusing dan wajahnya suram, ada tempelan koyo di sana sini  he he he. Ibu juga tidak senang kami ambil alih tugasnya masak, adalah kepuasan baginya jika kami duduk manis nunggu ibu masak dan memuji hasil masaknnya. he he he

Salah satu masakan andalannya adalah membuat donat. Setiap hari ada saja alasannya untuk buat donat. Mengunjungi temannya sesama ibu - ibu di kampung, anak - anak kecil tentangga dan sebagainya . Saya bilang pada adik - adik, ya sudahlah kita lihat saja ibu sampai di mana kuat membuat donat. Lha kan donat adonannya agak sulit. Pakai dibanting segala ulenan tepungnya. Benarlah dugaannku, akhirnya ibu makin hari merasa tidak sekuat dulu lagi. Dia pelan pelan berhenti membuat donat untuk dibagikan tetangga he he he. Bapak juga senyum - senyum waktu ibu bilang, wes pak, saiki aku arep mandeg nggawe donat, tenogoku wes ra kuat koyo mbiyen.( Sudah aku berhenti buat donat, tidak sekuat dulu lagi) he he he. Kami berlima tertawa ngakak waktu bapak cerita.

Kami berlima saling berjauhan, tapi masih suka membahas hobi ibuku ini he he he. Anak ibuku ada yang di Surabaya, Pekanbaru, Malang, Solo dan satu lagi Pelayaran keliling samudera. Kami suka memberi julukan ibu sinterklas, soalnya hobi bagi - bagi makanan pada tetangga he he he. Sekarang ibu sudah tua, kadang kalau dia rindu ingin bagi - bagi makan untuk anak kecil kami kirim paket makanan. Padahal dulu anti banget pokoknya harus masak sendiri. Meskipun ada saudaraku protes, ibumu boros ya. Kami jawab ya biar sajalah. Toh tetap saja lebih banyak biaya yang pernah ibu keluarkan untuk membesarkan kami berlima dibanding kami membiayai hobinya masak dan buat donat untuk tetangga.  Kami jawab bercanda he he he.  Yang penting ibu sehat, bahagia, banyak temannya. Kasih sayang ibu tak akan terbalas dengan harta apapun dari kami anak anakmu bu. Teladan saling berbagi dengan sesama juga membuat kita selalu ingat untuk bersyukur atas rejeki yang diberikan Tuhan.

Salam hangat, semoga menumbuhkan rasa sayang pada ibu kita yang semakin bertambah usia.

Share Cinta anak - anak  untuk para Ibu.

Bidan Romana Tari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun