Dalam bahasa Indonesianya begini:
" Aduh Joni, ternyata kita sedusun. Wah aku saja dari tadi juga baru makan singkong ini. Uangku juga pas untuk beli tiket. Kita ini sama Joni, cuma aku daerah operasinya di stasiun pasar Turi, aku sudah lama di Surabaya" Jawabku dengan logat khas daerahnya.
Joni langsung kaget aku menggunakan bahasa daerahnya. Padahal saya bisanya ya cuma yang itu - itu saja hahahaha. Gawat juga kalau Joni mengajak ngobrol terus. Saya bakalan tidak bisa jawab karena bahasa daerahnya agak sulit hehehe.
Untungnya si Joni tidak banyak tanya, malah salaman dengan saya dan minta maaf. HADEEEW.....selameeeet selameeeet hehehehehe. Mungkin dia berkesimpulan saya bekerja sebagai pencopet aatu sejenisnya hahaha.
Setelah itu saya langsung lari "ngacir" balik ke stasiun Gambir.
Penodong yang tertipu.
Ceritanya kakak sulungku nih. Dia baru pulang berlayar dari luar negeri. Wah gaya sekali dia pakai sepatu kayak tentara berbahan kulit dan bisa untuk sepak orang langsung pingsan di tempat hehehe.
Jaketnya juga kulit hitam kayak bajak laut hihihi. Belum lagi rambutnnya cepak persis calon anggota TNI.
Nah dengan percaya diri dia naik bus di terminal Kalideres, duduk di deret bangku depan kedua dari supir. Beberapa saat berselang dia duduk tiba tiba masuk beberapa pemuda membawa senjata tajam dan menodong.
Penodongan dimulai dari bangku belakang dan ada yang jaga di pintu depan. Kakakku tahu ada penodongan langsung pasrah kalau apes ya apes tapi lebih baik usaha dan mencoba tenang.
Ia mengambil koran dan membentangkan koran itu seolah membaca. Padahal matanya tidak fokus ke koran. Kakinya dia silangkan sepertinya cuek dengan aksi penodongan itu.
Sialnya HPnya berdering terus padahal waktu itu HP masih langka. Tapi sengaja dia tidak angkat dan bertahan pada posisi baca koran walau takut juga. Herannya begitu si penodong mendekati tempat duduknya eh si penodong itu langsung bisik - bisik, sambil tepuk pundaknya.