[caption id="attachment_197827" align="aligncenter" width="548" caption="si cantik dengan warna indigo/2012/dok pri BCRT/ WILANGUN"][/caption]
Keindahan ternyata sejauh "hati dan mata". Kok bisa? Ini terjadi pada saya sendiri tadi sore. Sambil mengantar seorang teman menuju terminal Wilangun, saya minta waktu untuk memotret tambak garam. Sayang sekali moment yang saya dambakan tersebut kandas karena tambak sedang tidak panen.
Kecewa, tentu saja. Lalu saya mencoba menatap sekeliling tambak, hanya hamparan petak - petak kolam yang tergenang air di ujung senja. Benarkah sudah tidak ada sesuatu yang indah dan pantas untuk saya abadikan di sekitar tambak ini?
Tunggu dulu!, sejenak mataku menatap truk - truk membawa kontainer dan kendaraan besar yang lalu lalang dari pabrik - pabrik dan hiruk pikuknya angkutan di jalan raya.Uhhhg debu dan asap. Beberapa orang buruh sedang mengangkut batu untuk membangun pabrik di salah satu tambak garam yang sudah ditimbun.
Hmmm, insting seorang wanita memang tak jauh dari keindahan. Ada yang menarik diantara semak dan rerumputan. Sekuntum bunga putih keunguan dengan petal semburat pucat berwarna biru indigo dan merah muda. Sangat cantik.
Tiap helai lekuk mahkotanya seperti ukiran dari Jepara. Ah, mengapa tidak ini saja yang kulukis kali ini.
Si cantik Indigo nan misterius ini tumbuh liar di pinggiran tambak garam. Sebuah karunia indah dari Tuhan kutemukan di sini.
Terimakasih pada mata yang telah menangkap paras wajahnya yang pucat pasi tapi berhias cahaya indigo kebiruan, terimakasih pada lensa kameraku yang berbaik hati merekamnya.
Terimakasih pada bunga misteri si Cantik Indigo di tepian tambak garam Wilangun, yang hingga malam ini belum kutemukan namamu.
Yang sedang belajar dan terus mencoba
Bermain - main air basah, maka bermain main kamera jadi lukisan indah.