Mohon tunggu...
Bidan Care / Romana Tari
Bidan Care / Romana Tari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bidan Romana Tari [bidancare] Sahabat bagi perempuan dan keluarga, saling memperkaya informasi kaum perempuan dibidang kesehatan dan pengalaman sehari - hari dalam hidup,\r\n\r\nMari hidup sehat dan kreatif dalam hidup bersama bidancare

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepenggal Bidikan Kamera Kehidupan Tahun 2011

31 Desember 2011   13:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:31 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kreatifitas seorang pemulung yang menjadikan gerobak pengangkut barang yang dimodifikasi dengan tempat berjualan bensin. Gambaran perjuangan hidup di kota besar dan kreatifitas yang layak dihargai. Mengemis bukanlah nasip tetapi soal pilihan hidup. Selama orang masih kuat bekerja ia jangan pernah mengemis, apalagi mencuri. Bekerja halal tak perlu malu.(foto dok.pribadi ) Semangat juang para petani untuk terus mengusahakan pertanian padi yang terbaik bagi kita semua kadang luput dari perhatian dan doa kita. Pak Tani bernama Hadi ini tidak pernah tahu siapa saja yang menikmati hasil kerja kerasnya bertani, termasuk saya yang menulis ini telah menikmati hasil panennya. Terimakasih pak Tani yang setia bekerja di sawah setiap hari dari pagi hingga petang. Tak dapat dibayangkan bila para petani mogok bercocok tanam. ( foto dok. pribadi ) Sayur mayur yang segar dan selalu kita nikmati ternyata dari usaha kerja keras para petani  sayur mayur di desa yang rela berhujan - hujan dan mandi cahaya matahari setiap hari. Sebagai buruh tani pemetik sayuran, mereka tidak pernah mengeluh dan cemas akan rejeki yang diterima. Rasa syukur membuat mereka tetap setia mengerjakan kesibukan memetik sayuran. Rejeki hari ini adalah berkat  yang harus disyukuri, esok pasti akan ada rejeki lagi asal mau berjuang kata Sundari. ( foto.dok Pribadi ) Tetap kreatif bekerja  mengisi waktu di usia senja. Tidak mau hanya berpangku tangan. Wong urip kudu obah ben ora loro lan ben ora gampang pikun, begitu katanya( orang hidup harus tetap bergerak supaya sehat dan tidak mudah pikun ). Meskipun anak - anak sudah berhasil dan sukses di rantau seorang ibu  asal Yogyakarta ini mengatakan tetap ingin berkarya dan berarti di masa tuanya. Keset seharga 3000 rupiah bukan ukuran kebahagiaan, namun kesibukan dan kerajinan tangannya yang masih berguna membuat ia merasa sehat dan bahagia kata Poniyem ( foto dok.pribadi ) Pensiun dari pegawai negeri, bukan alasan untuk mati gaya mengembangkan ekonomi keluarga. Usaha bisnis jual arang kayu seuasai pensiun menjadi alternatif  yang menjanjikan mereka. Kulakan arang dari Wonosari Gunung Kidul. Mutu arang  menjadi jaminan agar pembeli dan pelanggan tidak lari. Ia memilih kayu Akasia sebagai bahan arang yang baranya tahan lama dan abunya sedikit. Pasangan suami istri yang penuh semangat dan saling berkerjasama mengelola usahanya menjual arang ini menuai sukses. Tanpa usaha dan kemauan bekerja maka rejeki perlahan akan menjauh dari kita. Begitu kata Warno.( foto dok.pribadi ) Penjahit di emperan lantai dua pasar Wonokromo Surabaya ini memilih menyalakan lilin daripada meratapi kegelapan. Ia menjanda sejak 25 tahun silam. Meskipun penyakit diabetes dan serangan vertigo selalu menderanya, namun ia pantang mengeluh. Dengan modal sebuah mesin jahit sederhana dan berpenghasilan sekitar 50 ribu perhari  dan meningkat  hingga 250 ribu rupiah perhari saat mendekati perayaan hari besar agama, ia tetap tekun menjalankan jasa menerima permak jahitan maupun menerima jahitan. Mukoyimah harus berjibaku menghadapi derasnya minat konsumen terhadap pakaian jadi dan baju import. Ia tetap bersyukur. (foto Dok. Pribadi ) Demikian sepenggal kisah dalam  bidikan kamera kehidupan yang mengingatkan kita agar mau melihat ke bawah, masih banyak saudara kita yang kurang beruntung namun mau berjuang dengan semangat tinggi, jujur, pantang mengeluh dan kreatif mengisi waktu demi waktu yang terus bergulir. MENGUCAPKAN SELAMAT TAHUN BARU 2012 Semoga rasa persaudaraan dan kesetiakawanan sosial, saling menghormati dan menghargai perbedaan semakin menyatukan semangat kita dalam menuangkan karya bersama di Kompasiana. Terimakasih kepada semua sahabat yang telah menginspirasi kehidupan dan saling memperkaya bidancare, terimakasih pada para Admin Kompasiana yang telah memberi kesempatan kami untuk terus berkarya di sini, terimakasih untuk  para sahabat kompasianer, komunitas  Desa Rangkat, fiksiana Comunity dan semua sahabat Facebook dan semua sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Mohon maaf bila ada kata yang salah dan khilaf selama tahun 2011. Salam Hangat Bidan Romana tari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun