Mohon tunggu...
Rina Pebriana
Rina Pebriana Mohon Tunggu... Buruh - Sang Buruh Aksara

Bidadari Alai Timur, "Kutemukan keindahan terhakiki dari rangkaian aksara. Cantiknya huruf membuai rasa bahagia, aku jatuh cinta."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Beduk

9 September 2019   18:03 Diperbarui: 9 September 2019   19:46 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

by Rin'S

Banjir keringat sejak pagi
Siang masih bernafas
Kala senja sudah terkuras
Mulut pahit megap-megap
Tubuh lunglai terbantai tilam
Menghitung detak jam
Menanti petang berganti malam

Fatamorgana membayang-bayangi
Memudarkan pesona kekasih hati
Marjan lebih indah dibanding sang Arjuna
Ketika harus memilih ....
Maaf, diri sendiri lebih berarti

Kucecap air manis berwarna
Sejak denting pertama berbunyi

Dahaga terbayar lunas


Kutengok wajah Ibu
Mengapa bukan suara bertalu-talu yang menggema?
Hanya mendesah jawaban Ibu

Kemana suara itu?
Masihkah lagi terdengar bunyinya?
Masih kawan
Tatkala perayaan dan kemeriahan
Bukan lima waktu

Aih!
Rindu pada suara beduk
Tinggal fosil penanda zaman
Selamat jalan masa lalu

Barabai, Kab. Hulu Sungai Tengah

Senin, 09 September 2019 M / 10 Muharram 1441 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun