Mohon tunggu...
Bicky Subarkah
Bicky Subarkah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah 20 Tahun yang Lalu

11 Januari 2016   18:41 Diperbarui: 11 Januari 2016   19:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari Sabtu adalah hari yang paling kami tunggu-tunggu. Sebagai seorang pedagang keliling sebuah perusahaan retail di Jakarta, sulit sekali untuk kami meluangkan waktu untuk bisa bercengkrama dengan keluarga, sebab pada hari-hari biasa, saat subuh-subuh berangkat kerja anak kami masih tidur dan pulang kerja anak kami sudah tidur. Karena Sabtu kerja hanya setengah hari, maka hari Sabtu-lah kesempatan kami untuk bisa bersama-sama.

Pada hari sabtu itu banyak barang yang kubawa hanya dua saja yang laku dan profit yang kudapat sebesar Rp. 20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah). Karena hari sudah semakin siang aku cepat-cepat mengembalikan barang ke perusahaan dan pulang ke rumah petak yang kusewa di daerah Kalimalang.

Ternyata sesampai dirumah sewaan kami, anak semata wayangku dengan Mamahnya sudah menunggu, mereka sudah cakep dan rapi, kepada mamahnya kuceritakan uang yang kudapat hanya 20 ribu dipotong ongkos angkot tinggal tersisa 15 ribu lagi, dia bilang “nggak apa-apa yang penting kita bisa jalan-jalan ke Metropolitan Mall dan beli paket combo combo 6000 rupiah di KFC untuk anak kita.

Sore itu pergilah kami ke Metropolitan Mall dengan menaiki mikrolet M-26, sesampai disana kami langsung ke tujuan yaitu KFC (Kentucky Fried Chicken) dan memesan satu porsi pake combo 1 dengan harga 6000. Bukan main gembiranya anak kami mendapat makanan itu dia melahapnya dengan semangat dan terlihat nikmat sekali. Namun, ketika sedang makan dia seketika bertanya “Kok Mamah sama Bapak engga makan ? enak mah” mendengar ucupan itu, Istri saya langsung berlinang air mata sambil memeluk dan menciumi anak kami, istri saya bilang “Sudah Aa saja makan yang enak ya, biar mamah sama bapak mah nanti saja di rumah”

Itulah kenangan indah yang takkan terlupakan saat-saat awal rumah tangga kami, kisah nyata ini terjadi 20 tahun yang lalu, Untuk Istri Tercinta dan anak-anakku tersayang.

Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi rekan pembaca, percayalah bumi ini berputar begitu juga dengan kehidupan ini, masa sulit masa senang semua sudah di tentukan, tetap berusaha dan berdoa, dan yakinlah semua indah pada waktunya.

Sumber : Uteng Nurhayat (Ayahanda)
Penulis : Bicky Subarkah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun