World Population Day, Hari Penduduk Dunia, diperingati setiap tanggal 11 Juli setiap tahunnya. Hari Penduduk Dunia dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap segala isyu yang berhubungan dengan kependudukan secara global.
Pada bulan Juli, menurut hasil proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035, penduduk Indonesia berjumlah 255.730 ribu jiwa. Indonesia menempati posisi keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, berturut setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tingkat kelahiran Indonesia berada di posisi stagnan sejak tahun 2002 sampai tahun 2012, yaitu pada nilai 2,6 kelahiran. Jika dibiarkan, mungkin penduduk Indonesia akan terus bertambah, jauh diatas angka yang telah diproyeksikan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menargetkan angka kelahiran bernilai 2,1 pada tahun 2025.
Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban bagi pembangunan. Semakin banyak penduduk, semakin banyak pula fasilitas yang harus dibangun, semakin besar pula kebutuhan pangan yang harus dipenuhi. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk mungkin akan menemui hambatan jika laju pertumbuhan penduduk terus bertambah.
Kepedulian pemerintah terhadap masalah kependudukan juga nampaknya belum bisa dinilai “excellent”. Program pengendalian penduduk nampaknya menjadi bahan “tarik ulur” antara BKKBN dan Kementrian Kesehatan. Bahkan data jumlah penduduk saja, seringkali menjadi “kemelut tak berujung”, terutama di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Kementrian Kependudukan yang diharapkan dapat menjadi penggerak dan muara untuk mengurusi semua masalah kependudukan, gagal terbentuk pada Kabinet Kerja,
Bertepatan dengan semangat Hari Penduduk Dunia ini, sepatutnya pemerintah kembali menempatkan masalah kependudukan sebagai salah satu urgensi dalam program pembangunan. Koordinasi antar lembaga pemerintah dalam berbagai perencanaan dan pelaksanaan program pengendalian penduduk mutlak diperlukan, dengan begitu, target kelahiran 2,1 pada tahun 2025 semoga akan tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H