Mohon tunggu...
Nachrowi Ramli
Nachrowi Ramli Mohon Tunggu... -

hanya seorang rakyat yang memiliki semangat untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat yang Agamis, Berkeadilan, Berkemanusiaan dan Maju

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obrolan Warung Kopi Depan Rumah: Sahibul Hikayat Misraim (Ibrani) Musir (Arabic) Mesir (Bahasa Indonesia)

5 Februari 2011   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada buku ataupun peninggalan sejarah relief/ Hippogriff yang mencatat asal usul bangsa mesir kecuali kitab Israeliat (Kitab Ibrani). Nabi Nuh AS memiliki putra bernama Ham dan Ham memiliki anak bernama Misraim. Jadi si Misraim ini yang notabene cucu Nabi Nuh AS adalah Kakek Moyang Bangsa Mesir yang menetap pasca banjir bandang di era Nabi Nuh AS yang begitu PD bikin kapal diatas gunung karena memang sudah PD bersiap menghadapi banjir.

Singkat cerita, Misraim beranak pinak di pinggiran sungai Nil yang subur yang akhirnya pemukiman ini dinamakan Musir tempat tujuan orang orang dari jauh datang berkunjung untuk membeli macam- macam kebutuhan pokok ataupun untuk sekedar berlindung dari musim kering (contoh keluarga besar Nabi Yusuf (yoseph) AS Ibn Nabi Yaqub (Israel) AS Ibn Nabi Ishaq AS Ibn Nabi Ibrahim(Abraham) AS).

Cerita berlanjut, Anak cucu nabi Yusuf AS berkembang biak dan saat itu Musir diperintah oleh Ramses  (gelar Fir'aun/Raja) lahirlah seorang anak lelaki Ibrani yang dihanyutkan dipinggiran sungai Nil yang ditemukan oleh keluarga Ramses dan si anak hanyut itu kemudian dinamakan Moses dari penggalan kata Ramses yang suku kata Ra (dewa) -nya dihilangkan.

Si Moses yang rajin bergaul kesana kemari ini kemudian dikalangan Ibrani dipanggil Musa (belakangan ia juga mendapat gelar AS sebagaimana leluhurnya) yang mana panggilan itu adalah upaya bangsa Ibrani untuk mengingatkan si Moses bahwa ia adalah anak seorang Ibrani yang lahir di tanah Musir sekalipun bergaul dikalangan kolega Ramses yang gaulnya super Jet Set (pesawat jet diatas kecepatan mach 7, nach lho?).

Setelah Musa dianugrahkan pangkat AS dengan penuh PD diajaknya seluruh kaum Ibrani meninggalkan Musir untuk mengembara ke padang gurun pasir. Meninggalkan untuk selamanya tanah subur yang telah ratusan tahun menjadi obyek utama tujuan orang berpergian jauh, MUSIR . Pilihan ini bertolak belakang dengan hal umum yang berlaku pada saat itu bahwasannya semua orang mau ke Musir bukan malah meninggalkannya sebagaimana ke PD-an Nabi Musa AS dan kaumnya.

Larinya [Musa] AS dari [F]ir'aun keluar dari Mus[ir] melintasi padang gurun menuju ke tanah perdikan Fillist[in] dibelakang hari kemudian dikenal orang dengan sebutan MUSAFIRIN.

Kemarin banyak mahasiswa kita Mufir, berangkat menuju kampung Mbah Misraim untuk menimba ilmu, namun saat ini banyak dari mereka ingin kembali ke tanah air meninggalkan kampung Mbah Misraim itu, Musafir.

Semoga keadaan di Mesir (maaf baru saja saya Indonesiakan) kondusif, sehingga anak anak mahasiswa kita bisa PD untuk kembali Mufir belajar disana. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun