Mohon tunggu...
Nachrowi Ramli
Nachrowi Ramli Mohon Tunggu... -

hanya seorang rakyat yang memiliki semangat untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat yang Agamis, Berkeadilan, Berkemanusiaan dan Maju

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama Itu Ultra Modern dan Kita Masih Saja Primitif

3 Februari 2011   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:56 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua agama yang mengajarkan keEsa an Tuhan hadir dalam pemikiran yang ultra modern. Mengapa? satu persamaan dari setiap ajaran ke Esaan Tuhan adalah agama tersebut hadir untuk diikuti pengikutnya yang notabene adalah manusia. Apakah manusia itu? setiap agama yang mengajarkan Tuhan adalah satu, menegaskan manusia adalah sebagus bagusnya makhluk hidup.

manusia adalah sebaik baiknya makhluk ditegaskan ribuan tahun lalu seiring dengan awal penyebaran agama agama tersebut. Hingga kini manusia yang hidup di zaman penemuan penemuan baru & teknologi luar angkasa ini belum mampu juga menciptakan 'maaf' melukiskan saja atau pernah menggambar diatas kertas sajalah suatu makhluk baru ultra modern yang lebih bagus dari manusia.

Agama seolah tutup kuping dan mata dengan segala kemajuan manusia ribuan tahun ke depan setelah agama itu lahir. Bagi Agama berlaku hukum kekekalan: manusia adalah makhluk paling bagus! Ribuan tahun lalu meski masih orok baru lahir saja si Agama sudah yakin, siapapun tidak akan mampu meski itu hanya menghayalkan adanya suatu makhluk yang lebih bagus dari manusia.

Ternyata dan terbukti, pikiran kita masih primitif. Agama ternyata benar, di benak kita : tidak ada hingga detik ini makhluk sebagus manusia. Jangan malu untuk mengikuti kebenaran agama itu karena ia hadir dalam bentuk ultra modern di ribuan tahun lalu atau kita tetap dalam ke primitif -isme an dan syak wasangka yang menganggap diri kita lebih modern daripada agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun