Sajak adalah upaya menyelam lebih dalam pada jalur laku
Tak peduli kata-kata indah,
tak peduli nada-nada merdu, tak peduli baik-buruk, tak peduli dosa-pahala, tak peduli caci-doa
tak peduli
Kata dan kata adalah pribadi merdeka.
Tak akan luntur manfaat meski dihujat
Kata dan kata berderap berbaris dengan pasukan-pasukan tempur seratus zaman
Yang siap mengamankan sekaligus menghancurkan
Tak peduli agama, kata tetap terima keluar dari mulut siapa
Sajakku bakal menggempur hal-hal tak hancur
memuntahkan hal-hal tak terbantah
mengoyak kasak, mengusik kusuk
Sajakku bakal hadir pada orang-orang lapar yang masih yakin pada kebenaran
pada orang-orang miskin yang teguh memegang iman
penyapu jalan, tukang becak, petani-petani kampung dan nelayan, para pekerja serabutan dan pengangguran
Takkan berdaulat kita punya politik jika rakyat bekerja dengan tercekik
Takkan berdikari kita punya ekonomi jika petani dan nelayan masih mengenal paceklik
Takkan berbudaya kita punya pribadi jika penyapu jalan dan pekerja serabutan terlepas dari tatanan
Jika benar bangsa dan negara merdeka, tak akan ada kita saling memangsa
Dia, mereka adalah aku dalam tubuh lain
Sabda bumi mengilhami
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H