Tanaman yang bermikoriza lebih tahan terhadap kekeringan daripada yang tidak bermikoriza . Rusaknya jaringan korteks akibat kekeringan dan matinya akar tidak akan permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza. Setelah periode kekurangan air ( wate stress ) , akar yang bermikoriza akan cepat kembali normal. Hal ini disebabkan karena hifa cendawan mampu menyerap air yang ada dipori-pori tanah saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air . Penyerapan hifa yang luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil meningkat . Jaringan hifa eksternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air dan hara . Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil ( mikro ) hingga hifa bisa menyrap air air pada kondisi kadar air tanah yang rendah . Serapan air yang lebih besar oleh tanaman yang bermikoriza juga membawa unsur hara yang mudah larut dan terbawa oleh aliran N, K, dan S sehingga serapan unsur tersebut juga makin meningkat . Inokulasi mikoriza yang mempunyai hifa akan membantu proses penyerapan air yang terikat cukup kuat pada pori mikro tanah sehingga panjang musim tanam tanaman pada lahan kering diharapkan dapat terjadi sepanjang tahun . Sejumlah percobaan telah membuktikan hubungan yang menguntungkan yaitu adanya cendwan mikoriza sangat meningktkan effesiensi penyerpan mineral dan tanah . Cendawan MVA mempunyai hubungan mutualistik dengan tanaman inang , dengan jalan memobilisasi fosfor dan hara mineral lain dalam tanah , kemudian menukarkan hara ini dengan karbon inang dalam bentuk fotosintat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H