Mohon tunggu...
Tony Aryanto
Tony Aryanto Mohon Tunggu... -

petani yang selalu low profile

Selanjutnya

Tutup

Money

PANEN KAYU JABON

30 Mei 2011   06:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:03 2742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEGARNYA LABA DARI PANEN KAYU JABON

proses pemanenan kayu jabon Tujuh Juta rupiah dari empat pohon jabon Wajah bapak  Kaseri,Warga Desa Sumber Mujur ,Kecamatan Ampelgading,Kabupaten Lumajang ini nampak berbinar binar saat menerima uang  hasil dari penjualan 4 batang  pohon jabon di kebun miliknya  yang berusia sekitar tujuh  tahun dan berdiameter rata-rata  50 cm sebesar dengan jumlah  7 juta rupiah yang dibeli secara borongan ,beliau  hanya mengeluarkan biaya tebang sekitar 300 ribu rupiah. Uang hasil penjualan pohon jabon tersebut rencananya akan digunakan sebagai biaya masuk anaknya ke SMU. Sebelumnya banyak  tengkulak yang datang berulangkali untuk menawar kayu jabon milik Kaseri,mulai dari  3 juta rupiah sampai dengan harga 6 juta rupiah, tapi dia  belum tergerak untuk menjualnya  karena pada waktu itu dia belum memiliki kebutuhan mendesak. ” Toh walaupun tidak dijual pada saat musim panen ,kayu jabon tidak akan menjadi busuk atau basi ,bahkan semakin lama akan semakin besar dan harganya makin meningkat, tidak seperti tanaman  palawija ,kelapa sawit maupun tanaman buah,yang sejelek apapun harga pada saat musim,mau tidak mau harus dijual karena bila waktunya panen tidak dipetik akan membusuk  disamping itu menanam kayu bisa ditinggal untuk pekerjaan lain ,asal buat makan sehari hari kita sudah cukup,maka tengkulak tidak bisa mempermainkan harga ".demikian ungkap Kaseri. Kaseri sebelumnya  iseng iseng menanam jabon dari pohon yang tumbuh liar di hutan yang ia cabut dan bawa ke kebun sekitar tahun 2003,pihaknya masih ingat,"saya tanam pohon ini waktu Ibu Megawati masih menjabat Presiden. menanam jabon tidak membutuhkan perawatan serius,bahkan setelah usia 1,5 tahun,tidak perlu menengok setiap hari.bahkan ia pernah sebulan tidak menengok kebunnya dan tidak terjadi apa apa. Dari perwakilan CV  Saham Jabon Indonesia,yang menjadi pihak pemborong kayu jabon tersebut,Ali Mustain.pihaknya sudah berulangkali menerima penawaran kayu jabon ,tapi sebagian besar penawaran yang datang tersebut palsu,alias bukan pohon jabon ataupun hanya orang yang iseng,begitu mendapat informasi akurat.pihaknya langsung meluncur ke Lumajang untuk melakukan survey dan penebangan kayu jabon. Apalagi dengan adanya ketentuan dari Uni Eropa dan Amerika bahwa mereka hanya menerima produk kayu dari Negara yang   memiliki SLVK (system verifikasi legalitas kayu ) ,yang mengatur ketentuan bahwa SLVK dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang ditunjuk  Kementerian Kehutanan sebelumnya sudah menunjuk lembaga sertifikasi seperti Mutu Hijau, Sucofindo, TUV, BRIC, dan Mutu Agro Lestari. Sayang, hingga kini belum mendapat pengakuan di AS dan EU. "SLVK dikeluarkan oleh lima lembaga sertifikasi yang yang diakui secara internasional. Namun karena belum diakui di AS dan EU, beberapa tahun belakangan ini ekspor produk kayu Indonesia terus mengalami penurunan,. Hasil penjualan kayu jabon ini sudah dinantikan oleh CV  Kinarya Jati ,Mulyoharjo Jepara dan PT Sekawan Sumber Sejahtera.produsen Kayu Lapis di Kabupaten Temanggung.sementara untuk kebutuhan puluhan pabrikan lain masih belum bisa memenuhi karena kebutuhan yang mencapai ratusan truk per hari. Dengan kualitas kayu jabon sebagai bahan baku meubel dan kayu lapis,sangatlah tepat bila petani ataupun pekebun menanam pohon jabon,karena pasar kayu jabon sangat jelas dan memiliki Nilai Ekonomi  yang tinggi.

potongan kayu jabon panjang 135 dan 262 cm
proses pengukuran volume kayu PERTANYAANYA SEKARANG ADALAH,APAKAH ANDA INGIN PUNYA PELUANG SUKSES 70 PERSEN?KALAU MAU SUKSES DAN KAYA SECARA DAHSYAT MAKA MARI KITA TANAM POHON...! TAPI KALAU INGIN JADI PECUNDANG MAKA DIAMLAH,TIDURLAH, JANGAN BERGERAK APAPUN!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun