Saat itu. . .
Untuk pertama kalinya aku menghirup udara melewati hidungku
Hingga aku merasakan sesuatu yg baru
Yaitu, alam dunia yg bagiku masih semu
Beberapa menit kemudian sebuah. . . ? tapi bukan
Sesuatu. . . ? tapi ternyata juga bukan
Seseorang. . . ?
Ya, dia mengambil tubuhku setelah aku merasakan sebuah pijatan yg sangat membuat ku merasa nyaman
Dan hanya sekali dalam kehidupan
Sejak saat itu, aku dirawat oleh seseorang yg membwaku pada dunia ini
Seseorang yg menjadi sumber gizi
Seseorang yg slalu merawatku penuh kasih
Seseorang yg aku diajari olehnya untuk ku panggil namanya dg “ummi”
Dalam tahun terdapat hari
Kala itu aku dikenalkan pada isi dunia ini
Tentang cara manusia berkomunikasi
Tentang cara manusia merawat diri
Namun, dg tubuh ku yg masih mini
Usia kelahiranku yg masih dini
Aku hanya bisa mengenal kata ummi
Dan satu lagi yaitu abi
Merekalah yg mengajariku berbicara, agar menjadi seorang cendekia
Mengajariku berjalan, agar bisa mengukir beberapa pijakan
Mengajariku berfikir positif, agar tak slalu berprilaku negatif
Dan, mengajariku agama, agar aku kelak bisa termasuk dalam penghuni surge
Namun, maafkan diriku yg masih lemah ini
Terbalut selimut dengan usia yg masih dini
Rasanya ingin ku teriak ungkapkan isi hati
agar kalian tau bahwa terselip “Amiin” agar terkabul oleh Ilahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H