Mohon tunggu...
Baitul Izzah
Baitul Izzah Mohon Tunggu... -

mahasiswi UIN maliki malang '13

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Bergantung pada Kondisi Keluarga

26 Mei 2015   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah membaca buku karangan Diane E. Papalia & Ruth Duskin Feldman yang membahas tentang struktur keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan psikososial anak, saya ingin berbagi ilmu dan pengetahuan tentang hal tersebut.

Rupanya, setiap perilaku yang ditunjukkan oleh anak merupakan sikap yang sebagian diperoleh dari pengasuhan orang tua. Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak terekam dari kehidupan sehari-hari mereka di lingkungan keluarga. Ada beberapa anak yang bersikap kurang percaya diri, antisosial atau bahkan sering menimbulkan konflik-konflik di sekolah. Terjadinya hal tersebut perlu ditilik lebih dalam, mengapa sampai terjadi hal-hal yang negatif pada anak? Pertanyaan tersebut akan dijawab dengan beberapa pernyataan dari buku tersebut.

Ketika Orang Tua Bercerai

Perceraian merupakan putus hubungan sebagai seorang suami dan istri. Tentu saja hal ini dapat berdampak negatif pada anak. Karena mereka merasa kehilangan akibat ditinggalkan oleh salah satu kedua orang tuanya. Meskipun anak tidak sepenuhnya memahami apa yang terjadi, namun tentu saja hal itu dapat membuat stres pada anak dan berakibat pada pengasuhan mereka. Secara umum, anak yang orang tuanya bercerai beresiko negatif pada anak. Seorang anak kecil yang ditinggal bercerai oleh kedua orang tuanya cenderung lebih menderita karena masalah-masalah perilaku, sebaliknya anak yang lebih dewasa akan bermasalah dalam akademis dan aktivitas sosialnya (Lansford, 2009).

Tinggal Dalam Keluarga Dengan Salah Satu Orang Tua

Keluarga dengan satu orang tua merupakan akibat dari perceraian atau perpisahan, keluarga yang tidak menikah, atau kematian.

Anak dalam keluarga orang tua tunggal melakukan semua hal dengan baik, tetapi cenderung tidak lancar dalam urusan sosial dan pendidikan dibanding kelompoknya yang tinggal dengan kedua orang tua (Field, 2004). Karena orang tua tunggal sering kali kekurangan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengasuhan yang baik.

Tinggal Dengan Keluarga Tanpa Pernikahan

Keluarga yang hidup tanpa pernikahan memiliki banyak kekurangan, baik kurang pemasukan dan pendidikan, hubungan keluarga, dan memiliki masalah dalam kesehatan mental. Dan pada keluarga ini cenderung lebih sering berantakan dan tidak memiliki pengasuhan yang efektif.

Tinggal Dengan Keluarga Tiri

Kebanyakan keluarga ini berasal dari keluarga yang bercerai kemudian menikah lagi  dan menghaslkan keluarga campuran. Dalam penyesuaian antara anak dan orang tua tiri mungkin akan menimbulkan banyak tekanan.

Tinggal Dengan Keluarga Gay Atau Lesbian

Diperkirakan sekitar 9 juta anak dan remaja di Amerika Serikat tinggal dengan orang tua setidaknya salah satunya gay atau lesbian. Beberapa gay dan lesbian membesarkan anak-anaknya yang lahir dari hubungan heteroseksual sebelumnya. Carakehamilan yang lain yaitu menggunakan ibu pengganti atau mengadopsi anak (Pawelski dkk, 2006; Perrin and AAP Committe on Psychosocial Aspect of Child and Family Health, 2007). Namun, untuk sementara ini belum ditemukan perbedaan yang konsisten anatara anak hasil dari pengasuhan orang tua homoseksual dengan heteroseksual, dan mereka tidak begitu saja juga menjadi homoseksual.

Keluarga Adopsi

Adopsi bukan hanya disebabkan oleh individu yang tidak subur, namun ada juga individu yang hidup sendiri, individu yang lebih tua, pasangan gay atau lesbian, individu yang tidak siap memiliki anak, dan juga individu yang siap menjadi orang tua adopsi.

Dalam mengadopsi anak memiliki tantangan khusus, yaitu menyatukan anak dengan keluarga, menjalaskan tentang adopsi anak, membantu berkomunikasi dengan orang tua biologisnya dan lain-lain. Anak yang diadopsi sejak usia bayi akan menghadapi masalah yang kecil dalam penyesuaian. Akan tetapi beberapa masalah akan muncul saat masa anak yang kemudian menyadari adanya perbedaan dalam pembentukan keluarga.

Dalam beberapa kejadian diatas, tentunya anak akan memiliki beragam reaksi dari masing-masing keadaan. Hal ini menujukkan bahwa anak dapat merespon apapun yang terjadi dalam keluarga meskipun mereka belum bisa betul-betul memahami apa yang terjadi. Maka dari itu, hendaknya para orang tua untuk lebih berhati-hati dan memberikan pengasuhan yang baik pada anak, karena hal itu dapat menetukan masa depan anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun