[caption id="attachment_347729" align="aligncenter" width="491" caption="Pintu Masuk dan Pintu Keluar "][/caption]
Goa itu adalah, Setiap ruang dibawah tanah , atau di batuan, atau di gunung yang terbentuk secara alamiah dan dapat dimasuki oleh orang. Jadi gua yang ada di DUFAN, sebenarnya tidak dapat dikelompokan sebagai gua, tapi lebih tepat sebagai suatu terowongan. Memahami pengertian gua diatas maka beberapa hari yang lalu saya dan teman, berdua mengunjungi Gua Inten. Lokasinya bukan di kota seribu gua (Pacitan) tapi di perbatasan Karang Anyar – Magetan.
Kalau sungai Tamborasi adalah sungai terpendek di dunia, maka goa yang saya kunjungi ini mungkin adalah goa terpendek di dunia. Goa horisontal ini bukanlah jenis goa fosil, goa ini adalah goa aktif yang mempunyai ciri masih ada air yang mengalir. Walau hanya tetesan,tapi tetesannya terus menerus sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
[caption id="attachment_347730" align="aligncenter" width="491" caption="Pintu Masuk"]
![14132725271278167029](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14132725271278167029.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Berdasarkan pengelompokan menurut terbentuknya, mungkin goa ini termasuk jenis Goa Lorong Gunung, artinya terbentuk oleh aliran air yang berasal dari gunung atau bukit yang masuk ke celah-celah yang gersang sehingga membentuk lorong. Sedangkan ornamen dari goa ini sebenarnya sering saya jumpai di beberapa goa yang pernah saya kunjungi. Dinding yang mengelilingi (termasuk bagian atas) membentuk ornamen –yang menurut imajinasi saya-mirip seperti punggung T-Rex.
[caption id="attachment_347734" align="aligncenter" width="491" caption="Pintu Keluar"]
![1413272625365584460](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1413272625365584460.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Berbeda dengan saudaranya yang lain misalnya Gua Maharani, Gua Gong dll, maka gua ini sangat tidak terkenal. Ibarat gadis, gadis cantik ini berasal dari pelosok yang belum ada peradaban. Masih untouchable. Bagi mereka yang dinamis tentu penasaran dengan gadis cantik ini tapi saya yakin sebagian besar memilih gadis yang lain saja, toh banyak yang lebih cantik dan lebih beradab.
Kalau saya menyebut gua ini adalah gua terpendek, bukan berarti mengada-ada, foto diatas lebih efektif dari seribu kata-kata huruf. Dari penampakan pintu masuk dan pintu keluar, terlihat jelas bahwa gua ini sangat pendek . dan seperti gua-gua pada umumnya, orang tidaklah tertarik dengan pintu gua tapi ketika masuk ke dalamnya pastilah ternganga atau istilah yang lagi ngetrend : “Subhanallah”.
Sekilas terlihat pintu keluar lebih besar dari pintu masuk, namun ketika kita melihat lebih dekat pintu yang lebih besar ternyata berupa “luweng” atau semacam sumur besar yang di dinding sumur tersebut terdapat lubang yang menembus pintu yang lain. Nah, jarak dari pintu ke pintu itulah yang membuat saya berkesimpulan menyebut gua ini adalah gua terpendek, karena hanya butuh waktu 5 menit.
![14132728592013450732](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14132728592013450732.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_347739" align="aligncenter" width="491" caption="Sudut Kemiringan yang Ekstrim"]
![14132731641339947196](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14132731641339947196.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Untuk menuju ke Luweng, dibutuhkan nyali tinggi karena medan yang terjal dan sudut kemiringan yang mendekati 90 derajat. Rasa penasaran dengan Luweng, membuat saya memutuskan untuk mencari jalan lain yang lebih aman. Saat sampai di Luweng terdengar nada tidak beraturan mirip orang memukul benda atau apalah. Barulah saya menyadari bahwa gua ini adalah gua aktif, karena bunyi nada yang saya dengar berasal dari tetesan air dari atap gua yang jatuh ke bebatuan atau ke genangan air sehingga menimbulkan bunyi tak berirama. Iseng-iseng saya mencoba menagkap tetesan air langsung ke mulut, walhasil selama sekian menit mendongak, hanya 3 tetes yang pas di mulut.
[caption id="attachment_347740" align="aligncenter" width="491" caption="Tetes Kehidupan"]
![1413273302930372213](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1413273302930372213.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Sepinya gua ini seakan membuat suasana semakin tenteram. Mungkin ini pula yang menarik mas Siswanto untuk melakukan “lelaku”. Kemunculan nya dari dalam gua sempat membuat saya merinding tetapi karena beliau yang memperkenalkan diri lebih dulu, jadilah obrolan semakin hangat dan akrab. Sejam kemudian, sayapun pamit kepada “penunggu” gua ini seraya melupakan omongan klenik darinya.
![1413273687142425138](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1413273687142425138.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_347743" align="aligncenter" width="491" caption="Pulaaaaang....."]
![14132737511343384815](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14132737511343384815.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI